Jangan Galau! Allah Paling Tahu Akibat Terbaik Suatu Perkara

BOLEH jadi apa yang engkau benci, itu baik bagimu. Percayalah ketetapan dan hukum Allah itulah yang terbaik.

Jangan Galau! Allah Paling Tahu Akibat Terbaik Suatu Perkara
Ilustrasi/Net

BOLEH jadi apa yang engkau benci, itu baik bagimu. Percayalah ketetapan dan hukum Allah itulah yang terbaik.

Allah Taala berfirman,

"Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 216)

Baca Juga : Banyak Postingan Nggak Guna, Cuma Bikin Iman Turun, Jangan Ragu Unfriend!

Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sadi rahimahullah menyatakan bahwa ayat ini mewajibkan untuk berperang di jalan Allah. Sebelumnya orang-orang beriman tidak diperintahkan untuk berperang dikarenakan kelemahan dan ketidakmampuan mereka untuk berperang. Ketika Nabi shallallahu alaihi wa sallam berhijrah ke Madinah dan kaum muslimin semakin banyak, Allah memerintahkan mereka untuk berperang. Hal ini tidak disukai mereka karena pasti akan merasakan letih, capek, penuh kekhawatiran, dan takut ada yang binasa. Padahal di balik itu ada kebaikan yang banyak. Di dalam jihad ada pahala yang besar. Juga dengan berjihad akan menyelamatkan dari siksa yang pedih. Dengan berjihad akan meraih kemenangan atas musuh dan juga akan mendapatkan ghanimah (harta rampasan perang). Boleh jadi yang kita suka, malah itu jelek bagi kita. Yaitu kita suka untuk tidak pergi berjihad dan ingin rehat. Padahal seperti itu akan mengakibatkan kehinaan, musuh akhirnya menguasai Islam, dan menindas kaum muslimin, juga kita akan luput dari pahala yang besar, serta mendapatkan hukuman yang pedih. (Tafsir As-Sadi, hlm. 87)

Allah yang lebih mengetahui akibat terbaik setiap perkara. Allah yang Mahatahu yang paling maslahat untuk unrusan dunia dan akhirat kita. Sedangkan kita sendiri tidak mengetahui yang terbaik dan yang jelek untuk kita. (Tafsir Az-Zahrawain, hlm. 348-349)

Faedah dari Ayat:

Baca Juga : Istri Terpana, Rumput Tetangga Lebih Hijau, Suami Harus Bagaimana?

- Jihad memang tidak disukai oleh jiwa karena banyaknya kesulitan di dalamnya. Akan tetapi orang yang beriman dan iman itu jujur menyukai jihad karena di dalamnya terdapat keutamaan yang besar. Orang yang berjihad berarti telah mendahulukan ridha Allah dari jiwa dan hartanya.
- Secara tabiat manusia benci dengan peperangan. Akan tetapi orang yang beriman selalu ridha dengan hukum syari yang Allah wajibkan. Walau orang beriman merasa berat namun ia tidak membenci hukum jihad selamanya.
- Kita diajarkan ridha kepada takdir. Boleh jadi manusia benci pada ketetapan Allah, namun di balik itu ada kebaikan yang banyak.
- Hendaknya kita ridha kepada takdir Allah yang dirasakan menyenangkan atau tidak menyenangkan.
- Manusia tidak mengetahui hal ghaib, tentang yang terbaik atau jelek baginya di masa akan datang.
- Hendaklah seorang hamba beradab kepada Allah, hendaklah ia tidak memaksa pilihannya kepada Allah. Kita bisa mencontoh dalam doa istikharah disebutkan, "Sesungguhnya Engkau yang menakdirkan dan aku tidaklah mampu melakukannya. Engkau yang Maha Tahu, sedangkan aku tidak."
- Kita harus meyakini bahwa semua syariat Allah di dalamnya ada kebaikan dan maslahat.

Halaman :


Editor : Bsafaat