Kasih Sayang Ibu

SALAH satu konsekuensi perempuan berkeluarga adalah ia harus siap dengan proses kehamilan, mempunyai anak yang harus diasuh dan dididiknya. Perjalanan pengasuhan anak ini sepertinya tanpa batas. Mulai dari masa kehamilan hingga anak dewasa pun, orangtua khususnya seorang ibu tak lepas begitu saja dengan pengasuhannya.

Kasih Sayang Ibu
Ilustrasi/Net

Perhatian dan kasih sayang yang tulus lebih mereka butuhkan, sejalan dengan perkembangan usia mereka. Jadi, luangkanlah waktu untuk mendengarkan mereka, sehingga kita paham apa yang diinginkannya.

Berikut ini sebuah cerita dari Harold Stoddard: "Suatu hari seorang alim yang sedang berkeliling mengunjungi umatnya, mampir di rumah keluarga petani. Ia terkesan oleh kepandaian dan sikap seorang bocah yang baru berusia empat tahun. Akhirnya ia menemukan alasan mengapa bocah tersebut begitu bersikap manis dan baik. Saat itu ibunya sedang sibuk di dapur membersihkan bagian-bagian sulit lemari es, putranya itu datang kepadanya dengan membawa sebuah majalah.

"Mami, apa yang sedang dilakukan orang dalam foto ini?" tanyanya. Sang ibu segera mengeringkan tangan, duduk di kursi dan memangku anaknya kemudian menghabiskan waktu selama sepuluh menit menjawab pertanyaan-pertanyaan putranya. Setelah anak itu puas dan keluar untuk bermain, sang alim mengomentari perlakuan dan sikapnya yang istimewa terhadap putranya itu. "Kebanyakan kaum ibu tidak mau diganggu seperti itu," kata sang alim. "Bapak, saya masih dapat membersihkan lemari es selama sisa hidup saya, tetapi tidak pernah lagi putra saya akan menanyakan pertanyaan itu kepada saya," ujar ibu tersebut.

Baca Juga : Cinta Membuatnya Melepas Harta

Sanggupkah kita bersikap seperti ibu dalam cerita tadi? Meluangkan waktu sejenak untuk menjawab sebuah pertanyaan yang mungkin kita anggap teramat sederhana dari anak-anak kita?

Semoga sosok ibu dalam cerita tadi dapat memberi inspirasi untuk kita semua, khususnya kaum ibu. Boleh jadi pertanyaan itu bagi kita adalah hal sepele, tapi bagi anak itu adalah hal yang sangat penting dan mendesak dipecahkan. [ Betty Y. Sundari]

*Ustadzah Pesantren Daarut Tauhiid Bandung

Halaman :


Editor : Bsafaat