Kebiasaan Warga Bandung Dalam Mengolah Sampah Terus Berproses

Sekertaris Daerah (Sekda) Kota Bandung Ema Sumarna menyampaikan, bahwa kebiasaan baru masyarakat terkait persoalan sampah terus berproses.

Kebiasaan Warga Bandung Dalam Mengolah Sampah Terus Berproses
Sekda Kota Bandung Ema Sumarna

INILAHKORAN, Bandung - Sekertaris Daerah (Sekda) Kota Bandung Ema Sumarna menyampaikan, bahwa kebiasaan baru masyarakat terkait persoalan sampah terus berproses.

"Sekarang ini sedang masif, bagaimana masyarakat di level RW ingin menyelesaikan sampah di hulu. Tapi kita juga harus mencari formula terbaik untuk menyelesaikan di hilir," kata Ema Sumarna, Kamis 26 Oktober 2023.

Menurut ia, pemerintah saat ini tengah mempersiapkan skenario daya dukung sarana dan prasarana. Apakah itu ember untuk pengomposan, atau loseda wadah sampah sisa dapur.

Baca Juga : Pemkab Bandung Bentuk Generasi Muda Petani untuk Mencapai Ketahanan Pangan dan Kesejahteraan

Kedua metode tersebut, dituturkan Ema tentu hanya berlaku di ruang lingkup kawasan level RT maupun RW.

"Mungkin nanti kita akan berikan bantuan paralon, karena kan loseda tidak ada di e-katalog. Nah ini sedang dirancang  oleh DLH untuk skala kawasannya. Misal beberapa RW bergabung di satu titik. Nanti lurah dan camat mencari lokasinya," ucapnya.

Ia menjelaskan bahwa, sampah organik memberikan sumbangsih cukup besar ke TPA. Rata-rata dalam satu hari, Kota Bandung menghasilkan sampah organik hingga 550 ton.

Baca Juga : Pohon Tumbang di Kota Bandung Timpa Dua Kendaraan Bermotor 

"Kemudian juga nanti penanganan di TPS bagaimana, termasuk menjadikan TPS sementara di Gedebage untuk penanganan masalah sampah organik. Disana ada pengolahan, pencacahan dan lain sebagainya. Tidak menimbulkan dampak lingkungan," ujar dia.

Halaman :


Editor : Ahmad Sayuti