Kebutuhan Mencapai 2.491 Ton Per Bulan, Petani Garut Malah 'Loyo' Tanam Kedelai

Kebutuhan masyarakat terhadap komoditas kacang kedelai di Kabupaten Garut terbilang sangat tinggi, mencapai sekitar 2.491 ton per bulan, atau sekitar 29.892 ton per tahun.

Kebutuhan Mencapai 2.491 Ton Per Bulan, Petani Garut Malah 'Loyo' Tanam Kedelai
Kebutuhan masyarakat terhadap komoditas kacang kedelai di Kabupaten Garut terbilang sangat tinggi, mencapai sekitar 2.491 ton per bulan, atau sekitar 29.892 ton per tahun./Zainul Mukhtar
INILAHKORAN, Garut-Kebutuhan masyarakat terhadap komoditas kacang kedelai di Kabupaten Garut terbilang sangat tinggi, mencapai sekitar 2.491 ton per bulan, atau sekitar 29.892 ton per tahun.

Sedangkan produksi kedelai di Kabupaten Garut sendiri berdasarkan data Dinas Pertanian Kabupaten Garut hanya mencapai sekitar 5.506,45 ton per tahun dari luas panen tanaman kedelai seluas 3.205 hektare dari total luas tanaman kedelai mencapai 4.730 hektare.

Dengan gap sangat tinggi antara kebutuhan dengan ketersediaan kedelai tersebut tak mengherankan bila untuk pemenuhannya di Kabupaten Garut sangat bergantung pada kedelai impor. Terutama bagi para perajin tahu dan tempe yang memang menjadikan kedelai sebagai bahan baku utamanya.

Menurut Kepala Bidang Sarana pada Dinas Pertanian Garut Ardi Firdian, selain ketersediaan kedelai lokal sangat terbatas, para perajin tahu dan tempe juga lebih memilih bahan baku utamanya dari kedelai impor karena kedelai impor memiliki sejumlah kelebihan dibandingkan kedelai lokal.

Antara lain spesifikasi bentuk kedelai impor lebih seragam dengan warna bagus kekuningan dan bersih, harga sedikit lebih murah, dan ketersediannya cukup banyak. Berbeda dengan kedelai impor yang harganya sedikit lebih mahal namun bentuknya tak seragam, warnanya sedikit lebih kecoklatan, dan ketersediaannya sangat terbatas.

"Meskipun sebenarnya kedelai impor itu kandungan proteinnya lebih tinggi karena merupakan hasil genetika dan bukan transgenik seperti kedelai impor, tapi para perajin kan punya pilihan sendiri. Apalagi ketersediaan barang dalam jumlah besar dan terus menerus itu relatif selalu ada," kata Ardi, Senin (31/10/2022).

Kondisi minat masyarakat petani di Kabupaten Garut bertanam kedelai sendiri, tutur Ardi, cenderung kurang. Meskipun pihak Dinas Pertanian telah berupaya mengungkit minat petani di Garut bertanam kedelai dengan berbagai program penanaman kedelai. Bahkan dibantu Pemerintah Pusat termasuk difasilitasi pengadaan benih dan pupuknya.

Rendahnya animo petani bertanam kedelai juga terlihat dari luas penanaman kedelai yang semakin berkurang dari tahun ke tahun. Luas tanam kedelai di Garut pada 2016 mencapai seluas 8.398 hektare, sempat naik menjadi seluas 8.643 hektare pada 2018, dan naik lagi pada 2018 menjadi seluas 12.539 hektare. Namun pada 2019, luas tanam kedelai melorot drasti menjadi hanya seluas 3.283 hektare, dan pada 2020 hanya seluas 3.935 hektare.

"Bandingkan dengan luas tanam jagung yang mencapai seluas 77.000 hektare. Padahal kelau mengikuti kebutuhan, untuk bisa memenuhi kebutuhan kedelai di Garut itu dibutuhkan luas tanam minimal 34.500 hektare," kata Ardi didampingi Kepala Dinas Pertanian Garut Beni Yoga.

Dia menyebutkan, petani juga kurang berminat bertanam kedelai karena produktivitas kedelai yang jauh lebih rendah dibandingkan komoditas lain, semisal jagung.
Produksi kedelai rata-rata sekitar 1,2 ton sampai 1,5 ton per hektare dalam masa tanam hingga panen selama 3-4 bulan. Sedangkan produksi jagung rata-rata mencapai 7 ton sampai 8 ton per hektare, bahkan bisa mencapai 10 ton per hektare dalam masa yang sama.

"Petani juga kan akhirnya memilih-milih komoditas apa yang dinilai lebih menguntungkan. Sedangkan bertanam kedelai di Garut ini jarang yang monokultur, tapi biasanya memakai pola tanam tumpang sisip. Atau ditanam di sela tanaman lain dalam waktu yang sama. Misalnya dengan tanaman jagung, cabe, atau tomat," ujar Ardi.

Sentra tanaman kedelai di Kabupaten Garut tersebar terutama di Kecamatan Karangpawitan, Pangatikan, Selaawi, dan Kecamatan Cilawu.

Ditambahkan, berdasarkan hasil survey sosial ekonomi pada 2013, di Kabupaten Garut ada sebanyak 4.430 rumah tangga bergelut di usaha tani tanaman kedelai.(zainulmukhtar)***


Editor : JakaPermana