Kenaikan Harga BBM Bikin Masyarakat Meradang, Begini Ungkapan Nelayan Waduk Saguling 

Pasca kenaikan harga BBM, dia bersama para nelayan Waduk Saguling hanya bisa pasrah dan bertahan dengan usaha tambak ikan yang digelutinya.

Kenaikan Harga BBM Bikin Masyarakat Meradang, Begini Ungkapan Nelayan Waduk Saguling 

Mereka semua harus dihadapkan pada kenyataan pahit fenomena kenaikan ongkos produksi tambak ikan jaring apung sebagai imbas kenaikan BBM. Di sisi lain, harga jual ikan dari nelayan tetap rendah. 

Seperti diketahui, pemerintah telah memutuskan menaikkan BBM. Untuk jenis Pertalite naik dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter. Kemudian Solar subsidi dari Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter. Selain itu, harga BBM nonton subsidi jenis Pertamax juga naik dari Rp12.500 menjadi Rp14.500 per liter.

"Kenaikan harga BBM ini bukan saja membuat ongkos transportasi naik. Tapi juga pakan ikan. Saat ini pakan sudah mencapai Rp10.500 per kilogram," ujarnya.

Baca Juga : Pertamina Imbau Masyarakat Gunakan BBM Kendaraan Sesuai Anjuran Pabrikan

"Belum ongkos, jadi Rp15.000 per kilogram. Sementara kebutuhan kita 70 karung per bulan. Otomatis biaya produksi makin membengkak," sambungnya.

Guna menutupi ongkos produksi itu, terang dia, idealnya pemerintah bisa mengendalikan harga ikan dari nelayan. Minimalnya memberlakukan standar harga Rp24 ribu per kilogram untuk ikan mas dan Rp22 ribu per kilogram untuk ikan nila.

"Kalau gak dilakukan, kami neyalan terus-terusan rugi. Paling banter hasil tambak hanya untuk makan sehari-hari," tandasnya.*** (agus satia negara)

Baca Juga : Mantap! Kopi Gununghalu Kini Tembus Eropa, Amerika, dan Timur Tengah, Diekspor Mandiri Pertama Kali

Halaman :


Editor : Doni Ramdhani