Kenaikan Harga BBM Mulai Dirasakan Perajin Tahu Cibuntu

Para perajin tahu Cibuntu sentra industri Kota Bandung mengeluhkan harga bahan pokok kacang kedelai yang terus merangkak naik. Adanya kenaikan harga BBM subsidi turut mendongkrak harga kedelai semakin tinggi. 

Kenaikan Harga BBM Mulai Dirasakan Perajin Tahu Cibuntu
"Kondisinya sekarang mau sampai ke Rp13 ribu per kg, Rp12 ribu lebih sebelum BBM naik. Sekarang, dengan adanya kenaikan harga BBM itu tambah parah," kata salah seorang perajin tahu Cibuntu Dindin, Senin 3 Oktober 2022. (yogo triastopo)

INILAHKORAN, Bandung - Para perajin tahu Cibuntu sentra industri Kota Bandung mengeluhkan harga bahan pokok kacang kedelai yang terus merangkak naik. Adanya kenaikan harga BBM subsidi turut mendongkrak harga kedelai semakin tinggi. 

"Kondisinya sekarang mau sampai ke Rp13 ribu per kg, Rp12 ribu lebih sebelum BBM naik. Sekarang, dengan adanya kenaikan harga BBM itu tambah parah," kata salah seorang perajin tahu Cibuntu Dindin, Senin 3 Oktober 2022.

Dindin menuturkan, kondisi diperparah dengan daya beli masyarakat yang berkurang akibat kenaikan harga BBM. Demi meminimalisasi kerugian, dia mengakui para perajin tahu Cibuntu terpaksa mengurangi produksi tahu. 

Baca Juga : Herman Sutrisno Eks Wali Kota Banjar Divonis 7 Tahun Penjara

"Sekarang mah produksi saya enggak terlalu banyak akan kebuang sayang apalagi bahan-bahan mahal. Lebih baik mengurangi produksi dari pada saya banyak susah," ucapnya. 

Dikemukakan Dindin, sehari biasa memproduksi 5 ton kacang kedelai sebagai bahan baku tahu. Namun saat ini dilakukan pengurangan hingga 50 persen hanya sebanyak 3 ton. 

Harga kedelai saat ini diakuinya tidak terkendali termasuk diikuti kenaikan harga kantong plastik, kunyit, garam dan lainnya. Dia berharap pihaknya melalui payuguban perajin tahu Cibuntu dapat bertemu dinas terkait untuk membahas masalah tersebut. 

Baca Juga : 32 Kepala Puskesmas di KBB Dilantik, Hengky Kurniawan Beri Pesan Khusus

"Ya kalau dari paguyuban pengen ketemu sama dinas terkait. Maunya ada komunikasi gimana jalan keluar dan solusinya," jelasnya. 

Halaman :


Editor : Doni Ramdhani