Kepala DPMPTSP Jabar Nilai, Sektor Ini Mampu Jadi Juru Selamat Perekonomian

DPMTSP Jawa Barat menilai sejumlah sektor ini mampu menjadi juru selamat perekonomian atas dinamika global yang terjadi saat ini.

Kepala DPMPTSP Jabar Nilai, Sektor Ini Mampu Jadi Juru Selamat Perekonomian
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Barat Nining Yuliastiani (kanan). Yuliantono/inilahkoran

INILAHKORAN, Bandung - Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Barat Nining Yuliastiani menilai, sejumlah sektor ini mampu menjadi juru selamat perekonomian atas dinamika global yang terjadi saat ini.

Kecenderungan industri Jawa Barat yang mayoritas bergerak di bidang manufaktur kata Nining, sangat bergantung terhadap pasar global. Sehingga ketika terjadi gejolak, dampak langsung dirasakan terhadap perekonomian. Maka dari itu, transisi di sektor juru selamat harus mulai dipertimbangkan untuk digenjot.

Sektor juru selamat tersebut kata Nining yakni perkebunan, pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan dan kelautan. Maka dari itu, bila ingin bertahan dari dinamika global, harus segera melakukan transisi menyesuaikan kebutuhan pasar.

Baca Juga : Ketua DPD Golkar Jabar, Sampaikan Program Prabowo Gibran

Bila tidak mulai mempertimbangkan sektor juru selamat tersebut, besar kemungkinan terjadi inflasi, melonjaknya angka pengangguran yang tentunya berujung pada naiknya kemiskinan.

"Saya melihat Jawa Barat, ekonomi melambat karena situasi global. Posisi kita ekspor 40 persen dari manufaktur, pengolahan yang rentan karena banyak ekspor. Saya melihat Jabar harus melakukan diversifikasi jenis industri. Diantaranya hilirisasi renewable yaitu berkaitan perkebunan, pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan dan kelautan," ujar Nining di Gedung Sate, Kota Bandung baru-baru ini.

Apalagi sektor juru selamat ini lanjut Nining, telah dibidik oleh sejumlah negara seperti dari Timur Tengah dan China. Dimana mereka sangat tertarik menggenjot industri agrikultur di Jawa Barat, karena dinilai berpotensi guna mengantisipasi krisis pangan.

Baca Juga : Selama 2018-2023, Realisasi Investasi Jabar Capai Rp838,81 Triliun

"Ini cukup bagus. Negara Timur Tengah dan China, mereka responsif untuk membangun industri agrikultur di Jawa Barat, karena mereka melihat potensi adanya krisis pangan ke depan," imbuhnya.

Halaman :


Editor : Ahmad Sayuti