Kepemimpinan Melayani (Servant Leadership) Bagian 2

Guru Besar SBM ITB Profesor Dermawan Wibisono kembali menyoroti tantangan besar revolusi mental di Indonesia. Dermawan juga menyoroti bagaimana fenomena prilaku masyarakat yang memprihatinkan, ketika para terdakwa tak lagi punya rasa malu atas kesalahan dan dosanya, ketika guru tak merasa terhina ketika anak-anak didiknya berlomba mengikuti bimbingan belajar, serta prilaku-prilaku lainnya.

Kepemimpinan Melayani (Servant Leadership) Bagian 2
Guru Besar SBM ITB, Profesor Dermawan Wibisono (Foto Istimewa)

Akankah revolusi mental atau revolusi karakter bagi bangsa ini akan berhasil? kita tunggu hasilnya karena ini merupakan pembangunan proses yang melibatkan banyak orang dalam berbagai level dan dalam waktu yang lama.

Tahun 2045 diprediksi Indonesia akan menjadi the big four countries karena limpahan usia produktif dalam jumlah besar.

Hal ini jika dan hanya jika dapat terjadi, kalau usia produktif yang kita miliki tersebut memiliki karakter yang benar. Jika tidak terdapat karakter yang benar, maka yang terjadi adalah chaos.

Karena usia produktif dengan karakter yang benar akan menimbulkan simbisosis mutualisme saling menguatkan untuk membangun kemaslahatan umat dan lingkungannya, tetapi dengan karakter yang tidak benar akan saling memakan dan merusak tatanan kehidupan.

Prof. Safwan Hadi (Oktober 2014) menyatakan bahwa seorang pemimpin yang bijak memimpin dengan cinta. Ia mencintai orang-orang yang dipimpinnya, mencintai Negara, kaum atau institusi yang mengangkatnya menjadi pemimpin.

Ia adalah pelayan orang-orang yang dipimpinnya, melayani dengan cinta dan penuh kasih. Hidupnya merupakan persembahan cintanya kepada orang-orang yang dipimpinnya.

Lebih lanjut beliau juga pernah menyatakan: "Ajaklah orang-orang yang kau pimpin bersama-sama menjadico-author Sang Pencipta untuk merubah dunia dengan cinta seperti yang dilantunkan dengan indah oleh penyair dari Hindustan".


Editor : Ghiok Riswoto