Jejak langkah “Sang Persuator”, KH  Abdul Chalim ; Pahlawan Nasional dari Jawa Barat.

KH. Abdul Chalim (1898-1972 M), yang juga memiliki beberapa nama panggilan; Mas Dzulchalim, dan Mas Chalim. Di usianya yang masih sangat belia, beliau beberapa kali melakukan perjalanan (jalan kaki) dari kampung halamannya, Leuwimunding, Majalengka Jawa Barat, ke Surabaya.

Jejak langkah “Sang Persuator”, KH  Abdul Chalim ; Pahlawan Nasional dari Jawa Barat.
Rosihan Fahmi (Tukang Filsafat Keliling)

 “Wahai penduduk tanah air, wahai penduduk tanah air! Mencintai tanah air itu sebagian dari iman. Wahai penduduk tanah air, cintailah tanah air! Dan jangan kamu menjadi penghianat tanah air!"

Demikian kutipan nadzam/syair “Ahlal Wathan” karya “Sang Persuator” KH. Abdul Chalim, sosok alim ulama yang telah ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional berdasarkan KEPRES RI NO. 115/TK/TAHUN 2023 pada tanggal 06 November 2023. 

Syair yang sengaja beliau tulis pada masanya sebagai bentuk ajakan sekaligus dorongan kepada anak anak dan remaja, dan pada siapa pun yang menyanyikannya supaya cinta kepada tanah air Indonesia.

Baca Juga : OPINI: Beberapa Catatan atas APBD Jabar 2024

KH. Abdul Chalim (1898-1972 M), yang juga memiliki beberapa nama panggilan; Mas Dzulchalim, dan Mas Chalim. Di usianya yang masih sangat belia, beliau beberapa kali melakukan perjalanan (jalan kaki) dari kampung halamannya, Leuwimunding, Majalengka Jawa Barat, ke Surabaya.

 Bisa dibayangkan, jalan kaki; Majalengka – Surabaya pada waktu kisaran tahun 1922 selama kurang lebih 14 hari. Perlu diketahui, jarak hari ini antara Leuwimunding – Surabaya sekitar 539 Km, itu pun rute/jalur pantura situasi dan kondisi hari ini. Semua pengabdian dan pengorbanan yang beliau lakukan tiada lain demi kemerdekaan Indonesia.

Jejak langkah “Sang Persuator” tidak berhenti di urusan jalan kaki yang sangat heroic, bagaimana tidak, diusia remaja beliau sudah sedia menghidmatkan hidupnya untuk kepentingan agama dan bangsa, ketimbang untuk pemenuhan pribadi. 

Baca Juga : Indonesia Mencari Pemimpin

Tercatat dalam Sejarah kiprah beliau menjadi anggota Sarekat Islam (SI) di usianya yang -15 tahun, yaitu pada tahun 1914. Pada tahun 1915, KH. Abdul Wahab Hasbullah , KH. Mas Mansyur Bersama kyai lainnya dan juga para tokoh terkemuka lainnya, Raden Mas Haji Oemar Said Tjokroaminoto, Sunyoto, dan Raden Panji Surasa, merencanakan pergerakan untuk mewujudkan Nahdhatul Wathan (Kebangkitan Bangsa).

Halaman :


Editor : Ahmad Sayuti