Pendidikan Islam Kontekstual Bagi Gen Z: Sebuah Solusi Masalah Kesehatan Mental Masa Kini

Ada asumsi yang cukup luas bahwa generasi masa kini dianggap “kurang tangguh” jika dibandingkan dengan generasi-generasi sebelumnya.

Pendidikan Islam Kontekstual Bagi Gen Z: Sebuah Solusi Masalah Kesehatan Mental Masa Kini
Usman el-Qurtuby (E. Kusman), Mahasiswa Pascasarjana Universitas Islam Nusantara Presiden Direktur Quran Cordoba.

Ada asumsi yang cukup luas bahwa generasi masa kini dianggap “kurang tangguh” jika dibandingkan dengan generasi-generasi sebelumnya. Asumsi ini menjadi lebih jelas ketika banyak studi yang melaporkan bahwa generasi z memiliki kondisi mental yang lebih lemah dari generasi sebelumnya. Misalnya data dari McKinsey Health Institute yang menyatakan bahwa banyak responden Gen Z—seluruh dunia—yang melaporkan kesehatan mental, sosial, dan spiritual yang buruk (Salsabila, 2023).

Masalah kesehatan mental ini juga menjadi isu yang paling banyak dibincangkan dunia. Ipsos Global sebagaimana dikutip Databoks melaporkan bahwa di tahun 2023 ini, riset menunjukkan sebanyak 44% responden dari 31 negara menilai bahwa kesehatan mental menjadi isu masalah kesehatan yang paling dikhawatirkan (Muhammad, 2023). Di Indonesia sendiri, tulisan Ahmad Arif di kolom Kompas menyatakan bahwa persoalan kesehatan mental banyak menghantui Gen Z Indonesia, mulai dari kasus ODGJ hingga kondisi down mental yang memantik perilaku bunuh diri (Arif, 2023).

Persoalan ini tentu saja menjadi pekerjaan besar bagi pemerintah Indonesia dan seluruh elemen bangsa, terlebih bagi dunia pendidikan. Demikian karena Gen Z saat ini rata-rata berusia remaja hingga remaja beranjak dewasa yang tentu saja sedang mengenyam bangku pendidikan di sekolah. Oleh karenanya, sekolah—dalam konteks ini—memiliki peranan vital dalam menganalisis bagaimana sebetulnya proses pendidikan yang tepat agar isu kesehatan mental ini dapat dipahami, sehingga berimplikasi pada terbentuknya mental tangguh pada siswa.

Terlebih lagi bagi pendidikan Islam, kesehatan mental ini tentu saja seharusnya menjadi salah satu isu sentral yang perlu didiskusikan. Bagi pendidikan Islam, kesehatan mental ini menjadi semacam dua moncong senjata yang sedang ditodongkan di muka. Satu menyerang bagaimana sebetulnya eksistensi pendidikan Islam, satu lagi menyerang eksistensi ajaran dan nilai Islam itu sendiri yang secara “konsep”-nya senantiasa menjadi solusi bagi setiap permasalahan umat.

Dwiproblem Pendidikan Islam Masa Kini

Sebagai wadah dan bagian dari aspek dakwah Islam, pendidikan Islam menjadi salah satu garda terdepan dalam menyikapi setiap persoalan umat. Isu kesehatan mental saat ini tentu saja perlu menjadi concern utama bagi pendidikan Islam. Sebab bagaimanapun juga, untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang dapat mencerdaskan bangsa dan membentuk akhlak mulia perlu dilandasi dengan kesehatan siswa baik tubuhnya maupun jiwa dan mentalnya.

Kesehatan mental adalah suatu keadaan emosional dan psikologis yang baik, sehingga individu dapat memanfaatkan kemampuan kognisi dan emosi secara stabil (Yusuf, et.al, 2022). Kesehatan mental juga merupakan kondisi seseorang yang menyadari kemampuannya sendiri, mampu mengatasi tekanan hidup yang normal, dapat bekerja secara produktif dan dapat berkontribusi terhadap lingkungan sosialnya (Tyora, 2021). Artinya, kondisi mental yang sehat atau tangguh secara personal sangat dibutuhkan bagi setiap individu karena akan berimplikasi terhadap kesuksesannya secara personal dan kontribusi bagi lainnya.

Halaman :


Editor : tantan