Indonesia Mencari Pemimpin

GENDERANG Sudah ditabuh. Kandidat sudah mendapatkan tempatnya. Setelah Anies-Cak Imin mendaklarsikan diri, disusul kemudian, Rabu 18 Oktober 2023, pasangan Ganjar- Mahfud muncul di permukaan, di tengah keputusan MK yang membuat sebagian masyarakat mengernyitkan dahinya.

Indonesia Mencari Pemimpin
Profesor Dermawan Wibisono, Guru Besar SBM ITB

Indonesia sedang sibuk mencari pemimpin masa depan bagi terciptanya negara menjadi kekuatan ke 4 terbesar di dunia di tahun 2045. Menurut Stephen M R Covey (Putra sulung Stephen R Covey yang memperkenalkan 7 habits agar menjadi orang yang efektif), yang diperlukan bagi seorang pemimpin saat ini adalah membangun kepercayaan dari orang-orang yang dipimpinnya. Era transaksional sudah mentok.

Sudah jenuh orang-orang dengan berbagai transaksi yang terjadi. Kepercayaan orang saat ini terhadap para pemimpin lebih rendah dari generasi sebelumnya. Riset di Amerika Serikat menyatakan bahwa hanya 49% bawahan percaya kepada atasannya dan hanya 28% yang percaya bahwa CEO merupakan sumber informasi terpercaya saat ini, seperti yang dikemukakan oleh Covey junior. 

Krisis kepercayaan ini menimbulkan pertanyaan: berapa ongkos yang ditanggung karena kepercayaan yang rendah? Adakah manfaat tak terhitung dari kepercayaan yang tinggi? Bagaimana pemimpin terbaik membangun kepercayaan dalam organisasinya dan mendapatkan manfaat yang tinggi dari hal tersebut? 

Baca Juga : Pemanfaatan Sampah Organik Rumah Tangga sebagai Eco-Enzyme untuk Pertumbuhan Tanaman Selada

Menurut Covey Junior, sulit untuk mengukur hal yang pertama, namun berdasarkan risetnya pada tahun 2004, di Amerika Serikat, diperkirakan akibat kurangnya kepercayaan ini akan menelan biaya $ 1,1 trilyun. Jumlah yang amat besar, yang merupakan lebih dari 10% pendapatan kotor negeri itu. 

Penjelasananya adalah demikian, jika kepercayaan rendah maka dalam sebuah organisasi akan diperlukan biaya pada setiap transaksi dilakukan yang menyangkut setiap komunikasi yang dilakukan, setiap interaksi terjadi, setiap strategi dibuat, dan setiap keputusan yang diambil. Keputusan yang terjadi lebih lambat dari jadwal yang diperkirakan dan akhirnya ongkos meningkat karena semua aktivitas tambahan ini. 

Pengalaman beliau menunjukkan bahwa ketidakpercayaan akan memakan biaya dua kali lipat biaya dalam bisnis dan membutuhkan waktu tiga kali lipat untuk terealisasinya suatu program. 

Baca Juga : OPINI : Tantangan Jelang Pemilu 2024  

Sebaliknya, setiap individu dan organisasi yang mendapatkan kepercayaan tinggi akan mendapatkan manfaat berlipat, dengan komunikasi antar anggota yang sukses, interaksi yang lancar, pengambilan keputusan yang smooth dan program dapat bergerak dengan cepat. 
Penelitian dari Watson Wyatt menunjukkan bahwa perusahan dengan kepercayaan yang tinggi memiliki kinerja 300% lebih tinggi dari pada perusahaan yang mendapatkan kepercayaan yang lebih rendah. 

Halaman :


Editor : Ghiok Riswoto