Ketum ICMI: Jabatan untuk Memberi Bukan Meminta

Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie mengingatkan para pejabat untuk menempatkan jabatan sebagai alat memberi yang sebaik-baiknya, bukan untuk meminta sesuatu yang bukan haknya.

Ketum ICMI: Jabatan untuk Memberi Bukan Meminta
Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie. (antara)

INILAH, Jakarta - Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie mengingatkan para pejabat untuk menempatkan jabatan sebagai alat memberi yang sebaik-baiknya untuk kemaslahatan masyarakat, bukan untuk meminta sesuatu yang bukan haknya.

"Awal dari korupsi adalah ketika seseorang memiliki jabatan namun berniat untuk mengambil sesuatu yang bukan haknya, bukan berniat untuk memberi," kata Jimly pada  acara seminar Hari Anti Korupsi Sedunia bertajuk "Pendidikan Anti Korupsi untuk Generasi Muda Islam" yang diselenggarakan GPII Jakarta Raya dan PII Jakarta Raya secara daring, Rabu (9/12).

Jimly menjelaskan bahwa dalam prinsip Islam, tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah. Sehingga, mental untuk mengambil sesuatu dari sebuah jabatan adalah bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut Islam.

Baca Juga : Chris John Minta Kepala Daerah Terpilih Dukung Pembinaan Olahraga

"Khoirunnas anfauhum linnas, sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia yang lainnya," kata Jimly.

Sementara itu, Kepala Kesbangpol DKI Jakarta Taufan Bakri mengatakan kebanyakan persoalan korupsi berawal dari gaya hidup mewah.

Oleh karena itu, Taufan menilai penanaman gaya hidup sederhana dalam pendidikan antikorupsi harus ditanamkan sejak dini untuk memberi pemahaman betapa pentingnya menjalankan gaya hidup yang dianjurkan agama tersebut.

Baca Juga : Unggul Pilkada, Gibran-Bobby Diharapkan Selesaikan Persoalan Ekonomi

Sementara itu, Direktur Eksekutif Jakarta Monitoring Network (JMN) Ahmad Sulhy menilai bahwa pendidikan antikorupsi perlu dijadikan kurikulum dalam institusi pendidikan formal.

Halaman :


Editor : suroprapanca