Kolam Retensi Bima Diresmikan, Yana Mulyana Berharap Bisa Tekan Dampak Banjir Pagarsih

Kolam Retensi Bima di Kota Bandung diyakini mampu mengurangi dampak banjir Pagarsih yang kerap terjadi. Keberadaannya diharapkan dapat meminimalisasi risiko banjir di wilayah tersebut. 

Kolam Retensi Bima Diresmikan, Yana Mulyana Berharap Bisa Tekan Dampak Banjir Pagarsih
Wali Kota Bandung Yana Mulyana berharap Kolam Retensi Bima dengan luas 1.225 meter persegi dapat menampung 5.500 meter kubik air dapat mengurangi dampak banjir Pagarsih. (yogo triastopo)

INILAHKORAN, Bandung - Kolam Retensi Bima di Kota Bandung diyakini mampu mengurangi dampak banjir Pagarsih yang kerap terjadi. Keberadaannya diharapkan dapat meminimalisasi risiko banjir di wilayah tersebut. 

Wali Kota Bandung Yana Mulyana berharap Kolam Retensi Bima dengan luas 1.225 meter persegi dapat menampung 5.500 meter kubik air dapat mengurangi dampak banjir Pagarsih

"Alhamdulillah, Kolam Retensi Bima ini bisa menampung 5.500 meter kubik atau lima juta liter lebih air. Mudah-mudahan bisa mengurangi dampak banjir Pagarsih yang dilalui Sungai Citepus," kata Yana Mulyana, Selasa 30 Agustus 2022.

Baca Juga : IMI Jabar Apresiasi Gelaran Piala Bupati Bandung Barat Road Race Championship 2022

Sedangkan, Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Kota Bandung Didi Ruswandi mengatakan hingga saat ini relatif tidak terjadi banjir besar di wilayah Pagarsih. Namun, banjir masih terjadi di wilayah Tresna Asih. 

"Pagarsih relatif tidak ada banjir besar, satu kali meluap ke jalan. Selama tiga tahun cuma di komplek Tresna Asih," kata Didi. 

Didi menyebut, upaya menyelesaikan banjir di wilayah Pagarsih sempat membuat tol air namun masih terdapat luapan air dari Sungai Citepus. Dengan Kolam Retensi Bima diharapkan semakin berkurang. 

Baca Juga : Begini Kesan Warga KBB Usai Digelar Bupati Bandung Barat Road Race Championship 2022

Menurut Didi, kolam retensi Bima yang dibuat secara swakelola dibangun 2020 dan sudah berfungsi. Namun apabila hujan deras, maka sedimentasi langsung tinggi akibat tidak terdapat pengatur air. 

Halaman :


Editor : Doni Ramdhani