KPU Nggak Mutu

INI memang pemilu serentak pertama di Tanah Air. Media internasinal menyebut kontestasi demokrasi terbesar di dunia. Tapi, apapun alasannya, tak bisa dijadikan pemaaf bagi karut-marutnya penyelenggaraan pencoblosan.

KPU Nggak Mutu
Tampilan laray situng KPU. (Foto: Antara)

INI memang pemilu serentak pertama di Tanah Air. Media internasinal menyebut kontestasi demokrasi terbesar di dunia. Tapi, apapun alasannya, tak bisa dijadikan pemaaf bagi karut-marutnya penyelenggaraan pencoblosan.

Banyak peristiwa yang membuat kita sampai pada kesimpulan: KPU lemah dalam penyelenggaraan pemilu. Mulai dari berubah-ubahnya sistem debat kandidat hingga compang-campingnya pengiriman surat suara di banyak daerah. Dari karut-marut pencoblosan di luar negeri seperti di Selangor hingga gangguan di sistem penghitungan (situng).

Ironisnya buat publik, KPU berkutat pada mencari alasan-alasan pembenaran tanpa membenahi substansi masalah. KPU, dari berbagai pernyataan-pernyataannya, cenderung defensif dan terus membela diri. Padahal, kurang profesionalnya KPU sudah terang benderang di mata publik.

Tidak masuk akal buat kita, bagaimana surat suara bisa datang terlambat dan tertukar seperti yang terjadi di Cianjur. Kita sepakat dengan Plt Bupati Cianjur yang menyebut penyelenggaraan pemilu kali ini sebagai salah satu yang buruk.

Tidak adakah KPU memiliki quality control untuk mengawasi semua pekerjaannya? Sebab, tertukarnya surat suara itu tak hanya terjadi di Cianjur, tapi juga di banyak daerah. Itu sebabnya, di banyak daerah, terjadi pencoblosan susulan atau coblos ulang.

Tidak hanya kelalaian, pelanggaran pun terjadi dan hampir tak terpantau petugas KPU. Pencoblosan surat suara oleh petugas KPPS di salah satu wilayah di Madura, misalnya, kian menggambarkan betapa unprofessional-nya penyelenggara Pemilu.

Mestinya, hal-hal semacam itu, tak perlu terulang kembali. Bukankah KPU hingga petugas sampai titik terendah sudah berkaca pada betapa ributnya masyarakat gara-gara persoalan dugaan pencoblosan surat suara di Selangor?

Halaman :


Editor : Zulfirman