Kuliah Tatap Muka Direncanakan pada September?

Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) berencana akan menjalankan kuliah tatap muka sebagian pada semester ganjil tahun ajaran 2021/2022 mendatang. Kuliah tatap muka ini dijalankan dengan sejumlah persyaratan.

Kuliah Tatap Muka Direncanakan pada September?
Foto: Okky Adiana

INILAH, Bandung - Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) berencana akan menjalankan kuliah tatap muka sebagian pada semester ganjil tahun ajaran 2021/2022 mendatang. Kuliah tatap muka ini dijalankan dengan sejumlah persyaratan.

Selama pandemi Covid-19, institusi pendidikan memutar otak untuk mencari solusi agar kegiatan belajar mengajar (KBM) tetap maksimal. Salah satunya dengan pembelajaran kombinasi atau bauran antara luring dan daring.

"Di UPI itu semester barunya di bulan September, jadi tentu kita sudah mempersiapkan diri untuk pembelajaran luring dan daring alias blended (pembelajaran campuran). Jadi secara kelembagaan kita mempersiapkan itu, nanti pelaksanaannya itu akan sangat tergantung izin dari tim satgas Covid-19, tapi prinsipnya kita harus mempersiapkan diri untuk itu," ujar Rektor UPI M Solehuddin, Rabu (23/6/2021).

Baca Juga : Bahaya, Atap Asbes Bisa Serang Paru-paru

Dia menambahkan, secara keseluruhan semua dosen di UPI sudah divaksin kecuali yang tidak diizinkan oleh dokter. 

"Mungkin dia (dosen) ada darah tinggi dan lainnya. Sekitar satu atau dua persen lah yang belum di vaksin itu, tapi tidak banyak," ujarnya.

Mengingat Covid-19 di Jabar sedang mengalami kenaikan, pihaknya akan mengantisipasi lonjakan tersebut. Seluruh dosen di UPI sudah melakukan vaksinasi, menerapkan protokol kesehatan, selain itu kegiatan-kegiatan yang tidak wajib ditunda dulu.

Baca Juga : Kerumunan di Labkes, Ini Kata Dinkes Kota Bandung

"Intinya, kita serahkan ke tim satgas, kalau diizinkan kita lanjut dengan luring, tapi kalau tidak diizinkan, kita harus ikut program pemerintah. Memang perkiraan blended itu fifty-fifty lah, sekian persennya hadir, sekian persennya tidak hadir supaya bergantian, tapi kalau dosen kan secara penuh," imbuhnya. (Okky Adiana)


Editor : Doni Ramdhani