Libur Lebaran, Ini Strategi Disbudpar Jabar Antisipasi Lonjakan Wisatawan 

Libur lebaran Disbudpar Jabar sudah menyiapkan beberapa strategi untuk mengatasi lonjakan kunjungan wistawan ke beberapa objek wisata di jabar

Libur Lebaran, Ini Strategi Disbudpar Jabar Antisipasi Lonjakan Wisatawan 
Kadisbudpar Jabar Benny Bachtiar

“Mudah-mudahan ini dilakukan oleh teman-teman di destinasi wisata sehingga nanti ada harga eceran tertinggi. Naik Rp2-3 ribu wajar, asal jangan terlalu tinggi. sehingga sampah ini akan terkendali. Ini yang kita harapkan,” imbuhnya.

Selain itu Benny mengaku tengah berupaya untuk mendorong masyarakat kawasan pariwisata agar menjadi pelaku usaha. Dia meyakini, dengan semakin banyak keterlibatan masyarakat tentunya akan mengurangi kriminalitas di daerah wisata.

“Kami juga memiliki konsep, bagaimana masyarakat sekita menjadi pelaku usaha pariwisata. Jangan jadi penonton. Hari ini kita bisa lihat sendiri, mohon maaf premanisme dimana-mana. Itu karena lahan mata pencaharian enggak ada, kemampuan terbatas. Akhirnya premanisme. Parkir mahal, pemerasan, itu yang tidak kita harapkan,” jelasnya.

Baca Juga : Perhelatan Piala Dunia U-20 Sarat Polemik, Ridwan Kamil Ikut Arahan Pemerintah Pusat

Sementara mengenai prakiraan jumlah wisatawan yang akan masuk ke sejumlah destinasi wisata Jabar, Benny mengaku sulit diprediksi. Hanya saja dia meyakin, jumlahnya tidak akan sebanyak pada tahun lalu karena situasi telah bebas dari pandemi Covid-19. Sehingga memungkinkan masyarakat untuk memilih tujuan wisata lain di luar Jabar.

“Hari ini sulit memprediksi, karena sekarang transportasi udara sudah berjalan. Kita yang luar biasa 2022 kemarin, lonjakan wisata sampai 74 juta orang. Padahal sebelum pandemi, hanya sekitar 62 juta. Kemarin karena moda transportasi udara belum maksimal. Mungkin sekarang agak sedikit menurun, karena akan banyak wisatawan yang akan berangkat ke luar. Bali misalnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, pihaknya berharap isu bencana seperti libur Natal dan tahun baru kemarin tidak lagi terulang. Dimana menyebabkan pelaku usaha di daerah wisata tidak dapat meraup untung maksimal. Sehingga merugikan masyarakat daerah wisata, yang sangat berharap ekonominya pulih dari wisatawan.

“Seperti Nataru kemarin. Pangandaran biasanya sampai 175 persen, hanya 40 persen. Drop luar biasa karena isu bencana alam. Ini sangat berpengaruh sekali. Kita harapkan isu-isu seperti itu tidak terjadi lagi di libur lebaran kali ini,” tutupnya. (yuliantono)


Editor : Ahmad Sayuti