Mahkota Terindah Para Muslimah

 Sebetulnya, pada malam itu saya merasa sangat sungkan menyusuri jalan di kawasan mahasiswa sebuah kampus universitas terkemuka di kota ini. Akan tetapi, demi membungkam perut yang berdendang keroncongan, apatah lagi? Senja mulai memekat, maghrib pun telah usai. Hilir mudik kendaraan ramai membelah jalan sempit yang kian sesak oleh warung makan sepanjang kanan dan kirinya itu.

Mahkota Terindah Para Muslimah
Ilustrasi/Net

 Sebetulnya, pada malam itu saya merasa sangat sungkan menyusuri jalan di kawasan mahasiswa sebuah kampus universitas terkemuka di kota ini. Akan tetapi, demi membungkam perut yang berdendang keroncongan, apatah lagi? Senja mulai memekat, maghrib pun telah usai. Hilir mudik kendaraan ramai membelah jalan sempit yang kian sesak oleh warung makan sepanjang kanan dan kirinya itu.

Saya sedang menunggu empat bungkus mie goreng siap saji sambil terpaku menatap malam. Hanya ada diam dan kesungkanan. Sungkan dan malu sekali rasanya, melihat saudari-saudari yang sebaya saya berboncengan mesra dengan laki-laki yang diakuinya sebagai pacar. Atau mereka berdua menungging di atas sepeda motor dan jenjang-jenjang paha kaki mereka beradu satu sama lain.

Yang ada dalam bayang pikiran Anda benar, tepat sesuai dengan apa yang saya lihat. Mereka mengenakan celana yang teramat pendek dan jauh di atas lutut. Apabila mereka naik sepeda motor, tentu akan menyisakan sedikit sekali bagian paha mereka yang masih terbungkus celana kecil itu. Naudzubillah min dzalik.

Baca Juga : Pahala Izinkan Poligami Lebih Besar dari Jihad?

Duhai saudariku, andai saja engkau mengetahui, bahwa saya malu sekali melihatmu malam itu. Apakah engkau merasakan apa yang aku rasa?

Saudariku muslimah, apa yang sesungguhnya sedang engkau mau dengan merelakan paha dan betismu yang indah itu terbuka dan dinikmati sembarang mata liar?"Ya, mau gimana lagi sih ya? Secara, lagi trend-nya ini," selorohmu enteng.

Padahal hawa terasa dingin sekali pada beberapa malam itu di kota ini. Kalian rela tertusuk angin dingin demi sebuah pencapaian arus mode atau sekadar menggapai eksistensi sebagai perempuan menarik di komunitasmu. Maka, sangat wajar bila zaman kita sekarang ini dianggap zaman kesakitan. Karena sebagian perempuannya pun tak lagi mau bahu membahu menjaga kesucian peradaban ini.

Baca Juga : Ingin Poligami? Lakukanlah Jika tak Punya Anak

"Tidaklah aku tinggalkan setelahku suatu fitnah yang lebih berbahaya bagi laki-laki (melainkan fitnah yang datang dari) wanita." (HR Bukhari (9/5096); Muslim (4/2097), Ibnu Majah (3998) dan At-Tirmidzi (2780) dan dia berkata: "Hadits Hasan Shahih")

Halaman :


Editor : Bsafaat