Manfaat Kunyit dan Temulawak terhadap Penanganan Covid-19

Indonesia merupakan negara dengan sumber daya alam yang begitu melimpah. Contohnya penggunaan tanaman herbal untuk tujuan kesehatan secara turun-temurun.

Manfaat Kunyit dan Temulawak terhadap Penanganan Covid-19
Dekan Sekolah Farmasi, Institut Teknologi Bandung, Prof. Daryono Hadi Tjahjono. (okky adiana)

INILAH, Bandung - Indonesia merupakan negara dengan sumber daya alam yang begitu melimpah. Contoh pemanfaatan dari kekayaan alam tersebut adalah penggunaan tanaman herbal untuk tujuan kesehatan secara turun-temurun.

Saat ini, tanaman herbal banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai salah satu cara untuk membantu pencegahan virus corona atau COVID-19. Tanaman herbal yang umum dikonsumsi oleh masyarakat adalah kunyit dan temulawak.

Dekan Sekolah Farmasi, Institut Teknologi Bandung, Prof. Daryono Hadi Tjahjono, menjelaskan kunyit (Curcuma longa L) mengandung senyawa metabolit bahan alam berupa kurkumin yang dilaporkan memiliki potensi terapeutik yang beragam seperti antibiotik, antiviral, antioksidan, antikanker, dan untuk penanganan penyakit alzheimer.

Baca Juga : 210 Orang Positif Virus Corona Berasal dari Jakarta

“Kurkumin (atau turunannya, yaitu kurkuminoid) juga terdapat pada temulawak, jahe, dan tanaman sejenis. Selain senyawa kurkuminoid, terdapat puluhan senyawa kimia lain yang terkandung di dalam tanaman tersebut. Masyarakat secara umum memanfaatkan tanaman tersebut dalam kehidupan sehari-hari dan aman dalam penggunaannya. Selain sebagai bumbu masak, tanaman tersebut juga menjadi bahan baku jamu dan obat herbal terstandarkan,” ujar Prof. Daryono, Jumat (20/3/2020).

Dia menambahkan, berbagai penelitian farmakologi telah dilakukan terhadap kurkumin, namun salah satu yang menjadi perhatian saat ini adalah pengaruh kurkumin terhadap penyembuhan Covid-19.

Hal ini diketahui sejak terjadi epidemi penyakit SARS pada tahun 2003. Dijelaskannya, reseptor yang berperan (SARS-CoV-2) adalah angiotensin converting enzyme 2 (ACE2). ACE2 dapat berada dalam bentuk fixed (menempel di sel) dan soluble (tidak menempel pada sel).

Baca Juga : Depok Tiadakan Kegiatan Keagamaan Hingga 4 April

Penelitian terhadap senyawa kurkumin (sebagai senyawa tunggal atau murni) dilaporkan meningkatkan ACE2 pada hewan uji tikus, namun belum ada studi hubungan langsung terhadap infeksi virus corona (Covid-19).

Halaman :


Editor : suroprapanca