Menikmati Kopi Solong Aceh di Daerah Penghasil Kopi Puntang di Cimaung Kabupaten Bandung

Meski Gunung Puntang di Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung terkenal dengan kopi Arabikanya, namun di salah satu kafe di Jalan Raya Gunung Puntang, justru menjual kopi Solong Aceh.

Menikmati Kopi Solong Aceh di Daerah Penghasil Kopi Puntang di Cimaung Kabupaten Bandung
Seorang barista sedang menyiapkan minuman kopi Solong Aceh di salah satu kafe Jalan Raya Gunung Puntang, Kabupaten Bandung. (rd dani r nugraha)

Ajeng menjelaskan, dengan penyajian gelas terbalik alias jungkir ini. Selain unik, ternyata rasa yang dikecap oleh lidah pun jadi lebih kaya rasa. Kopi dalam gelas terbalik ini panasnya lebih lama, karena permukaan gelas tetap tertutup rapat. Nah saat hendak diminum, gelas sedikit diangkat dari piring kecil yang menjadi alasnya.

"Cara minumnya diseruput sedikit-sedikit dari piring kecil alasnya. Karena biji kopinya digiling kasar, jadi saat diseruput itu ampasnya enggak ikut tertelan. Cara minumnya, bisa pakai sedotan atau langsung diseruput dari tepian piringnya dan itu rasanya nikmat sekali," katanya.

Ajeng melanjutkan, selain kopi Solong Aceh, yang disajikan dengan gelas terbalik. Beragama menu kopi lainnya pun siap menemani waktu santai pengunjung yang datang ke tempat ini. Selain kopi, beragam menu makanan juga terdapat di cafe yang mengusung konsep natural dengan meubeuleur dan dinding kayu berkelir coklat ini.

Baca Juga : Antisipasi Balita Tak Dapat Vaksin Polio, Pemkot Cimahi Bakal Lakukan Penyisiran

"Kalau makanan beragam juga, kami menyediakan menu umum saja. Seperti nasi goreng dan lainnya, nah kalau makanan yang best seller disini ada chiken steak. Chiken steak bumbu asam manis dan chiken steak black paper selalu jadi favorit pengunjung," kata Ajeng yang juga salah seorang tokoh muda di Kecamatan Cimaung itu.

Ajeng melanjutkan, untuk memanjakan pengunjung, JR Space Cafe juga menyuguhkan berbagai hiburan live musik. Menariknya, setiap Sabtu malam, ia menyediakan ruang untuk para seniman bajidor. Mereka diberikan panggung ruang untuk berkesenian tanpa dipungut bayaran, respon pengunjung pun sangat antusias setiap pementasan bajidor ini.

"Sengaja saya berikan ruang untuk berekpresi anak-anak muda dan para seniman. Ini adalah kewajiban kita untuk terus melestarikan dan menghidupkan seni tradisi. Karena kalau tidak ada ruang atau tempat untuk mereka berekpresi dan tidak dilestariakan, lambat-laun bisa punah" ujarnya.*** (rd dani r nugraha)

Baca Juga : Segera Masuki Tahapan Kampanye, KPU KBB Pastikan Antisipasi Kesalahan yang Dilakukan Para Caleg

Halaman :


Editor : Doni Ramdhani