Pemahaman Wawasan Kebangsaan di Lingkungan Pendidikan Jabar Layak Ditiru Provinsi se-Indonesia

Lemhanas menilai pemahaman wawasan kebangsaan di lingkungan pendidikan Jabar layk ditiru seluruh provinsi se-Indonesia. Hal ini dinilai sangat penting untuk membentengi generasi muda terhadap sejumlah tantangan maupun isu-isu global. 

Pemahaman Wawasan Kebangsaan di Lingkungan Pendidikan Jabar Layak Ditiru Provinsi se-Indonesia
Kasubdit Opreasional Pembinaan Pelaksanaan Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan Lemhanas M Ihsan mengatakan, lingkungan pendidikan Jabar diharapkan terus berinovasi untuk memperkuat pemahaman wawasan kebangsaan dan nilai-nilai kebangsaan. Sehingga pelajar di Jabar dapat mengimplementasikan tanpa ada rasa terpaksa, melainkan hadir atas keinginan sendiri. (istimewa)

Untuk itu, Ihsan mengapresiasi, khususnya kepada Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jabar Dedi Supandi yang telah mengimplementasikan tentang pemahaman wawasan kebangsaan itu ada lembaga pendidikan Jabar. Diketahui, Dedi Supandi sendiri merupakan salah satu alumni Taplai Lemhannas RI Angkatan III Virtual 2022.

"Semoga ke depan apa yang sudah beliau sampaikan di Jabar khususnya kepada lingkungan sekolah di Jabar bisa memperkuat lagi kaitan dengan cara penyampaiannya, bobot materinya, dan sebagainya. Sehingga apa yang sudah diterapkan bisa menjadi lebih baik lagi," harap Ihsan. 

Sementara itu, Kadisdik Jabar Dedi Supandi mengatakan pada 2045 mendatang Indonesia memasuki generasi emas. Pada momen itu, peran dari siswa maupun siswi, khususnya yang kini duduk di bangku SMA, SMK dan SLB akan sangat sangat dibutuhkan. Namun dibalik itu, ada sejumlah tantangan yang dihadapi siswa dan siswi untuk menjalankan praktik-praktik pembumian Pancasila pada era digitalisasi ini.

Baca Juga : Emil Sayangkan Tragedi Laga Arema FC vs Persebaya Surabaya Tewaskan 127 Orang

Selain terkait intoleransi, radikalisme dan terorisme, tingkat kesopanan netizen yang hari ini kita paling terendah di Asia Pasifik pun harus menjadi perhatian. 

"Di mana banyak informasi hoaks yang sulit dibendung, juga tingkat kesopanan yang cenderung mulai terkikis," ujar Dedi Supandi. 

Karena itu, pihaknya sudah menerapkan kurikulum Pencegahan dan Penanggulangan Radikalisme dan kurikulum Anti Korupsi. Serta membentuk sekolah sekolah toleran, yang di dalamnya diajarkan kepada siswa dan siswi agar mampu memilah berita hoaks.

Baca Juga : Foto: Ridwan Kamil Resmikan Fungsionalisasi Flyover Kopo Area

Termasuk dengan menggulirkan program Tujuh Harkat. Tujuh Harkat ini dikemas dengan tema-tema praktek baik yang setiap hari berbeda. Hari senin, selasa, rabu, kamis, jumat, sabtu, dan minggu, diisi dengan praktik baik khas. 


Editor : Doni Ramdhani