Perusahaan Rintisan Uganda Manfaatkan Limbah Pisang

Masyarakat Uganda biasanya makan banyak pisang. Kini, perusahaan rintisan lokal berinovasi membuat bagian tanaman yang biasa dibuang agar lebih bernilai.

Perusahaan Rintisan Uganda Manfaatkan Limbah Pisang
Ilustrasi (antara)

INILAH, Jakarta - Masyarakat Uganda biasanya makan banyak pisang. Kini, perusahaan rintisan lokal berinovasi membuat bagian tanaman yang biasa dibuang agar lebih bernilai.

TexFad memanfaatkan serat pisang alami untuk menghasilkan barang-barang ramah lingkungan seperti karpet dan hair extension yang dapat terurai secara alami.

Ketika petani mengambil pisang dari pohonnya, mereka biasanya meninggalkan batang yang besar dan bulat yang akan membusuk dan dibuang. TexFad mengekstraksi serat dari bagian batang yang biasanya dibakar atau dibuang oleh petani.

Baca Juga : Telkomsel Gelar Dunia Games League 2021, Dorong Gamer Indonesia

"Ketika saya melihat sekeliling, saya melihat bahwa pisang tumbuh subur di negara ini ... kami menghasilkan banyak limbah dari kebun pisang," kata Kimani Muturi, direktur pelaksana dan pendiri TexFad seperti dikutip dari Reuters.

TexFad sedang bereksperimen dengan berbagai penggunaan serat pisang, memproduksi karpet dan produk hair extension untuk pasar, kata Muturi.

"Hair extension yang kami buat sangat mudah terurai secara alami," katanya. "Setelah digunakan, para kaum hawa akan mencopot dan menguburnya di tanah dan itu akan menjadi pupuk kandang untuk tumbuhan mereka."

Baca Juga : Penjualan Mitsubishi Maret Naik 51 Persen

TexFad juga sedang menguji proses pembuatan serat pisang sehalus kapas sehingga bisa digunakan untuk pembuatan pakaian.

Halaman :


Editor : suroprapanca