Plh Sekda Jabar Klaim, 2 Ruas LRT Telan Biaya Rp20 Triliun

Plh Sekda Provinsi Jawa Barat Mohammad Taufiq Budi Santoso mengklaim, pembangunan dua ruas Light Rail Transit (LRT), yakni Leuwipanjang-Tegalluar dan Leuwipanjang-Dago (utara-selatan) akan menelan biaya sekitar Rp20 triliun.

Plh Sekda Jabar Klaim, 2 Ruas LRT Telan Biaya Rp20 Triliun
Plh Sekda Provinsi Jawa Barat Mohammad Taufiq Budi Santoso

INILAHKORAN, Bandung - Plh Sekda Provinsi Jawa Barat Mohammad Taufiq Budi Santoso mengklaim, pembangunan dua ruas Light Rail Transit (LRT), yakni Leuwipanjang-Tegalluar dan Leuwipanjang-Dago (utara-selatan) akan menelan biaya sekitar Rp20 triliun.

Dimana saat ini sambung Taufiq Budi, rencana pembangunan dua ruas tersebut masih berproses, yang nantinya akan terintegrasi dengan layanan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) Whoosh.

Taufiq Budi menjelaskan, saat ini proses pembangunan LRT sedang dalam tahap kelengkapan dokumen, termasuk penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan pemerintah pusat melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu), terkait modal pembangunan.

Baca Juga : Pemprov Jabar Rencana Bangun 144 Unit Sekolah Anyar, Target Rampung 5 Tahun

"LRT In Syaa Allah. Kita mengatur waktu penandatanganan kesepakatan induk dengan Kemenkeu. Nanti lebih baik Pak Gubernur (Bey Machmudin) yang menyampaikan. Prioritas Utara-Selatan, kemudian nanti Leuwipanjang-Tegalluar. Kebutuhan Rp20 triliun untuk 2 ruas itu," ujarnya di Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa 9 Januari 2024.

Taufiq Budi melanjutkan, pihaknya juga turut menyiasati pembangunan LRT dapat melibatkan banyak pihak. Salah satunya swasta, melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), dengan harapan dapat mengakselerasi pembangunan.

"Dana dibantu APBN melalui Kemenkeu. Ada beberapa dokumen yang harus disiapkan. LRT ingin kita mix (sumber pendanaan) dan KPBU," ucapnya.

Baca Juga : Pemprov Jabar Sudah Usulkan Calon Pj Bupati Garut

LRT yang menjadi moda feeder KCJB Whoosh dan transportasi massal Bandung Raya ini, diharapkan dapat segera mulai dibangun paling lambat di 2027 mendatang. (Yuliantono)


Editor : Ahmad Sayuti