Pemprov Jabar Rencana Bangun 144 Unit Sekolah Anyar, Target Rampung 5 Tahun

Pemprov Jabar berencana akan membangun 144 unit sekolah anyar, baik untuk SMK maupun SMA dan ditargetkan semuanya rampung dalam lima tahun.

Pemprov Jabar Rencana Bangun 144 Unit Sekolah Anyar, Target Rampung 5 Tahun
foto ilustrasi bangunan sekolah, net
INILAHKORAN, Bandung - Plh Sekoda Provinsinsi Jawa Barat Mohammad Taufiq Budi Santoso mengungkapkan, pihaknya berencana akan membangun 144 unit sekolah anyar, baik untuk SMK maupun SMA dan ditargetkan semuanya rampung dalam lima tahun.
Taufiq Budi menyampaikan, jumlah 144 unit sekolah tersebut tidak lepas dari hasil kajian Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, dimana ada 144 kecamatan yang belum memiliki SMA/SMK negeri. Diharapkan, pembangunannya dapat rampung dalam lima tahun ke depan, walaupun diakuinya realisasi menuju pemenuhan target tersebut tidaklah mudah.
Sebab kata Taufiq Budi, kendala utama dalam pembangunan infrastruktur termasuk pembangunan unit sekolah baru adalah ketersediaan lahan yang representatif. 
"Kita ingin sekolah ini ada di seluruh wilayah. Ada 144 kecamatan ada SMA/SMK swasta tapi negeri enggak ada. Paling tidak dalam lima tahun 144 itu selesai. Kita rencanakan dan harapkan tapi syaratnya asetnya clean and clear dulu," ujarnya di Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa 9 Januari 2023.
Dia menjelaskan, banyak klasifikasi yang menjadi dasar Pemprov Jabar dalam membangun 144 unit sekolah anyar tersebut. Diantaranya adalah dalam satu kecamatan tidak ada satu pun sekolah negeri, baik itu SMA atau SMK. Selanjutnya, kecamatan yang memiliki sekolah negeri tetapi belum memiliki aset tetap atau masih dalam status sewa.
Hal ini menjadi prioritas dan rencananya imbuh Taufiq Budi, perlahan akan dimulai pada 2024 ini. Total sekitar Rp11 miliar dari APBD telah disiapkan dalam membangun unit sekolah, guna memenuhi fasilitas pendidikan bagi masyarakat.
"Sehingga seluruh kecamatan itu ada SMK atau SMA negeri. Kita mulai di 2024 ini, mudah-mudahan nanti paling tidak memastikan dulu sekolah yang bertempat bukan di aset Pemprov. Kita akan pindah bangun dulu beberapa sekolah, kemudian nanti akan dipindahkan dari semula sewa ke tempat yang dibangun Pemprov. Kita sudah identifikasi. Kurang lebih kita anggarkan untuk sejumlah sekolah baik SMA, SMK maupun SLB. Angkanya kurang lebih Rp11 miliar untuk pembangunan ini. Masing-masing Rp3 miliar," ucapnya.
Dia melanjutkan, anggaran Rp3 miliar untuk masing-masing unit pembangunan sekolah baru merupakan angka minimal, di luar penyiapan tanah dan hanya bangunan. Maka dari itu, pihaknya juga akan mencoba melobi pemerintah kabupaten/kota untuk saling bersinergi dalam membangun sekolah.
"Satu unit sekolah minimal kurang lebih butuh anggaran Rp3 miliar, tapi itu kebutuhan minimal. Tidak termasuk aset. Tanah tergantung lokasi. Kita sedang inventarisir dan coba kerjasama dengan pemerintah kabupaten/kota, termasuk juga bagaimana memanfaatkan fasos, fasum yang ada di kabupaten/kota yang bisa diakses untuk menjadi sekolah SMA/SMK," tuturnya.
Taufiq Budi menambahkan, Pemprov Jabar sementara juga akan memprioritaskan pembangunan sekolah baru yang telah memiliki aset tanah untuk dibangun. Dimana harapannya, pembangunan 144 unit sekolah baru ini dapat rampung dalam lima tahun.
"Jadi kita akan prioritaskan terlebih dahulu kepada yang asetnya sudah tersedia. Aset tanah terutama karena ini penting. Ini sedang diidentifikasi, kita buat rencana penanganan sampai selesai. Paling tidak dalam lima tahun 144 itu selesai. Kita rencanakan dan harapkan tapi syaratnya asetnya clean and clear dulu. Baru bisa kita atur, sehingga pendanaan, kontribusi berbagai pihak ini akan mengajak dari sumber pendanaan lain termasuk CSR," jelasnya.
Selain itu, pihaknya juga bakal menyiapkan infrastruktur penunjang seperti tenaga pengajar serta sarana dan prasarana, sehingga nanti sekolah yang dibangun dapat segera digunakan.
"Nanti akan ada penyesuaian untuk tugas guru. Sarpras (sarana dan prasarana) kita siapkan. Tempat duduk, meja dan lain-lain. Kita sesuaikan kapan bisa kita sediakan," tandasnya. (Yuliantono)


Editor : Ahmad Sayuti