Plh Wali Kota Bandung Minta Masyarakat Ubah Pola Pengelolaan Sampah

Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Bandung Ema Sumarna mengajak, masyarakat mengubah pola pikir dalam mengelola sampah. Sampah harus dikelola dari sumbernya agar memiliki nilai ekonomi.

Plh Wali Kota Bandung Minta Masyarakat Ubah Pola Pengelolaan Sampah
INILAHKORAN, Bandung - Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Bandung Ema Sumarna mengajak, masyarakat mengubah pola pikir dalam mengelola sampah. Sampah harus dikelola dari sumbernya agar memiliki nilai ekonomi.
"Sampahnya kita masih dengan pola konvensional, yaitu dengan pola angkut, kumpul, simpan dan angkut. Kita ingin mencoba, bagaimana membangun peradaban baru mengubah mindset kita dengan hal-hal yang sifatnya logis," kata Ema Sumarna, Sabtu 10 Juni 2023.
Ema meyakini, bahwa pengelolaan sampah dengan pola kurangi, pisahkan, dan manfaatkan (Kang Pisman) bisa dilakukan dengan masif. Salah satu cara yang dinilainya lebih tepat yaitu dengan menyebarkan kisah sukses sebuah wilayah. 
Ema pun mencontohkan, di RW 12 Kelurahan Maleer, Kecamatan Batununggal, ada penggagas juga motivator namanya Pak Yanto. Di wilayah itu, warga sudah berkomitmen dan menyelesaikan sampah selesai di TPS.
"Warga masyarakat di sana sudah mengetahui kapan sampah ditahan di rumah, dipilah, dan diangkut oleh pengelola sampah di lingkungan RW. Kemudian diolah di TPS. Di TPS sampah dikelola dengan pola maggot, recycle dan lain sebagainya. Ternyata bernilai ekonomi," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung Dudi Prayudi mengungkapkan, program Kang Pisman telah berjalan sejak 2018 lalu. Beberapa RW pun telah menjalankan program Kang Pisman.
"Untuk beberapa RW itu sudah menjalankan yang disebut dengan kawasan bebas sampah atau KBS. Saat terjadi penumpukan sampah di TPS, RW yang melaksanakan KBS tidak terdampak, karena sampahnya sudah selesai di sumbernya," kata Dudi Prayudi.
Dudi pun mengajak RW-RW lainnya untuk menerapkan kawasan bebas sampah atau program Kang Pisman.
"Persentase untuk kawasan bebas sampah ini baru sekitar 10 persen saja dari 1.594 RW di Kota Bandung. Oleh karenanya, kita berharap RW yang menerapkan Kang Pisman bertambah. Sehingga semakin banyak lagi sampah sampah yang diselesaikan di level RW," ucapnya. *** (Yogo Triastopo)


Editor : JakaPermana