Rencana Ganti Warna dan Model Seragam Sekolah, Pedagang Pakaian Seragam Soreang Kecewa

Rencana Menteri Pendidikan Nadiem Makariem yang akan mengganti warna dan model seragam sekolah dari tingkat SD hingga SMA, menuai kecaman dari para pedagang pakaian seragam di Soreang Kabupaten Bandung. Apalagi, saat ini mereka telah menyiapkam stok seragam dagannya sejak setahun lalu

Rencana Ganti Warna dan Model Seragam Sekolah, Pedagang Pakaian Seragam Soreang Kecewa
Dani Rahmat Nugraha

INILAHKORAN,Soreang-Rencana Menteri Pendidikan Nadiem Makariem yang akan mengganti warna dan model seragam sekolah dari tingkat SD hingga SMA, menuai kecaman dari para pedagang pakaian seragam di Soreang Kabupaten Bandung. Apalagi, saat ini mereka telah menyiapkam stok seragam dagannya sejak setahun lalu untuk menghadapi tahun ajaran baru Juni  2024 mendatang.

Didin Hermawan (72) pemilik toko pakaian seragam sekolah Sinar Jaya di Jalan Raya Gading Tutuka Soreang, mengaku terkejut dan kecewa dengan rencana Menteri Pendidikan Nadiem Makarim yang hendak mengganti warna dan model pakaian seragam sekolah ini. Karena, jika diganti mendadak tentunya sebagai pedagang yang juga sekaligus pelaku usaha konveksi khusus pakaian seragam, akan merugi. Karena memang, ia dan para pedagang pakaian seragam lainnya tentu sudah mempersiapkan stok dagangan untuk menghadapi musim tahun ajaran baru pada Juni 2024 mendatang.

"Kalau berdagang pakaian seragam itu kami sudah stok sejak tahun lalu. Seandainya tiba-tiba diganti seragamnya, kami bisa rugi dan gulung tikar ini mah," kata Didin saat ditemui di tokonya di Jalan Gading Tutuka Soreang Kabupaten Bandung, Kamis 18 April 2024.

Baca Juga : FOTO: Jelang ASAJ, SMPN 7 Bandung Gelar Seminar Motivasi dan Istigosah

Menurut Didin, setiap menghadapi tahun ajaran baru itu, ia menyiapkan stok dagangan dengan jumlah ribuan setel seragam sekolah dari mulai untuk kelas 1 SD hingga SMA. Modal yang harus ia keluarkan untuk stok dagangannya pun tergolong besar, yakni sekitar Rp 2 miliar. Sedangkan ia memiliki lima toko seragam sekolah yang berada di Soreang, Pamengpeuk, Ciparay dan ditempat lainnya.

"Rata-rata untuk satu toko itu yah modal untuk stok barang itu sekitar Rp 2 miliar. Selain modal uang, untuk satu toko ini juga melibatkan sekitar 50 orang tenaga kerja, karena kami ini konveksi seragam sekaligus toko. Jadi ada banyak tenaga kerja yang terlibat, mulai dari penjahit hingga yang jaga toko. Kalau seragamnya diganti, otomatis bangak orang yang ikut dirugikan dong," ujarnya.

Didin mencontohkan, ia pernah mengalami kerugian ketika membuat seragam batik Korpri untuk PNS. Stok pakaian di gudang dan di toko belum habis,  pemerintah telah mengganti motif dan model batik Korpri. Alhasil, ia harus menelan kerugian yang tak sedikit. 

Baca Juga : Sambangi Ponpes Darul Falah Cihampelas KBB, Arsan Latif Minta Didoakan Hal ini

"Apalagi kalau seragam sekolah tiba-tiba diganti. Bisa menimbulkan kerugian besar, karena memang kalau berdagang pakaian seragam itu distok lebih dulu dari satu tahun sebelumnya, enggak bisa mendadak. Nah kalau tiba-tiba diganti, yah kami yang akan dirugikan. Kecuali kalau pemerintah mau mengganti semua kerugian kami," katanya.

Halaman :


Editor : JakaPermana