Sat set! Bey Triadi Geber Pembangunan 2 Koridor LRT Bandung Raya

Restu Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas pada pekan lalu terkait pembangunan Light Rail Transit (LRT), direspon kilat oleh Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin.

Sat set! Bey Triadi Geber Pembangunan 2 Koridor LRT Bandung Raya
Restu Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas pada pekan lalu terkait pembangunan Light Rail Transit (LRT), direspon kilat oleh Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin./Yuliantono

Mengenai pembiayaan, Taufik mengaku untuk pembangunan sarana prasarana melalui kucuran anggaran APBN. Terlebih studi telah dilakukan dan tengah memasuki proses DED, yang turut diharapkan diambilalih oleh pemerintah pusat.

"Kemungkinan anggaran APBN lebih dominan supaya bisa ada proses percepatan. Studi awal sudah, dengan World Bank yang dikoordinasikan dengan Dishub. Tapi memang kita harus menyusun DED. Mudah-mudahan bisa difasilitasi Kemenhub," tuturnya.

Kendati dia tidak menampik, juga akan ada anggaran yang dikucurkan melalui APBD Provinsi Jabar. Khususnya bila ada pembebasan lahan serta perizinan. Tidak hanya itu, pihaknya turut mengupayakan kerjasama dengan pihak swasta dalam menyempurnakan pembangunan LRT ini.

Baca Juga : DLH Jabar Sebut Asap Masih Terlihat di Sarimukti Namun Tidak Berbahaya

"Lahan memaksimalkan punya pemerintah daerah dan pusat. Sehingga mengurangi biaya pembebasan tanah. Diharapkan ada blended finance, mungkin juga dari swasta dengan mekanisme misal KPBU. APBD terkait lahan, masalah perizinan dan lain-lain. Kalau ini didanai APBN untuk prasarananya, kita akan mohon kepada pemerintah pusat untuk bisa groundbreaking tahun depan. Mudah-mudahan. Upaya Pak Gubernur luar biasa untuk mengoordinasikan dan mengomunikasikan ini dengan kementerian di pusat," ungkapnya.

Sementara mengenai kebutuhan biaya untuk pembangunan dua koridor tersebut. Taufik menjelaskan, untuk pembangunan satu koridor dibutuhkan setidaknya Rp10 triliun. Itu pun belum termasuk moda angkutan dan biaya operasional.

"Satu koridor sekitar Rp10 triliun lebih. Kurang lebih Rp20 triliun (dua koridor) belum termasuk biaya pengadaan moda angkutan dan biaya operasional. Total hampir Rp30 triliun untuk dua koridor. Semua," papar Taufik.

Baca Juga : Hadiri Rakor Operasi Mantap Brata Lodaya, Bey Machmudin: Jabar Jadi Barometer

Sedangkan disinggung mengenai titik-titik pemberhentian, Taufik mengaku akan dihubungkan dengan Transit Oriented Development (TOD). Pengembangan yang mengintegrasikan desain ruang kota untuk menyatukan orang, kegiatan, bangunan, ruang publik melalui konektivitas yang memudahkan pejalan kaki maupun pesepada guna mengakses layanan angkutan umum.


Editor : JakaPermana