'Selamat Datang di Kota Dodol' Jadi Kontroversi, Kok Bisa?

Langkah Pemkab Garut memasang tulisan 'Selamat Datang di Kota Dodol' di Taman Tugu Adipura, Alun-alun Tarogong Kaler, dipersoalkan sejumlah kalangan.

'Selamat Datang di Kota Dodol' Jadi Kontroversi, Kok Bisa?
(Zainulmukhtar)

INILAH, Garut- Langkah Pemkab Garut memasang tulisan 'Selamat Datang di Kota Dodol' di Taman Tugu Adipura, Alun-alun Tarogong Kaler, dipersoalkan sejumlah kalangan.

Yang jadi persoalan, pada tulisan tersebut diterakan nama produk sebuah perusahaan dodok terkenal. Alhasil, kesannya tak hanya hanya mengerdilkan visi misi Kabupaten Garut, tapi juga mengesampingkan keberadaan kelompok masyarakat lain pada kegiatan usaha berbeda.

Padahal selama ini, Garut selalu dikampanyekan dengan julukan sebagai Kota INTAN yang dinilai lebih menggambarkan visi dan misi yang hendak dicapai Kabupaten Garut. Kata INTAN dimaksud bukan dalam pengertian fisik batu permata intan melainkan singkatan dari kata INdah Tertib Aman dan Nyaman.

Ironisnya, tulisan “Selamat Datang di Kota Dodol” itu justeru dipasang persis depan tugu Adipura yang dinilai lebih menggambarkan kondisi hendak dicapai Garut sebagai kota INTAN. Terlebih Bupati Garut Rudy Gunawan pada Pencanangan Gerakan Garut Bersih di Alun alun Garut pada 24 Januari 2014, persis sehari paskadilantik sebagai Bupati Garut periode 2014-2019, menegaskan ambisinya ingin mengembalikan citra Garut sebagai Kota Intan. Sebuah sebutan prestisius yang disandang Garut pada era 1960-an karena kondisi kotanya bersih, rapih, dan asri, dengan atap genteng bangunan-bangunannya dicat mengilap laksana gemerlap batuan intan diterpa matahari.

Selain itu, dalam upaya mewujudkan Garut Kota INTAN, Bupati Rudy pun mengganti patung semen domba garut di depan kantor Bupati Garut dengan tugu intan dari bahan besi stainles.

Apatah karena selama periode pertama pemerintahannya gagal meraih penghargaan presitisius Adipura mendorong Bupati Rudy nekat mengesampingkan Garut Kota Intan, dan malah mengampanyekan Garut Kota Dodol ?

“Yang lebih diuntungkan dari menonjolkan brand kota dodol itu tentu saja para pengusaha dodol garut. Padahal kota dodol itu enggak dikampanyekan. Itu kan kondisional penilaian masyarakat Garut maupun luar Garut. Seperti halnya ikon jeruk garut, dan domba garut. Beda bila yang dikampanyekan itu visi yang akan mengubah kondisi Garut ke depan,” kata Ketua DPD Laskar Indonesia Garut Dudi Supriyadi, Selasa (11/6/2019).

Halaman :


Editor : Bsafaat