Sudah Buntung, Buta, Jomblo, Masih Saja Bersyukur

Seorang salih,Abu Ibrahim, bercerita: suatu ketika, aku jalan-jalan di padang pasir dan tersesat tidak bisa pulang.

Sudah Buntung, Buta, Jomblo, Masih Saja Bersyukur
Ilustrasi/Net

"Bukankah Allah memberiku pendengaran, yang dengannya aku bisa mendengar adzan, memahami ucapan, dan mengetahui apa yang terjadi di sekelilingku?" ia kembali bertanya. Aku iyakan.

"Maka segala puji bagi Allah yang melebihkanku di atas orang banyak tersebut."

"Betapa banyak orang yang tuli hingga tak mampu mendengar?" ia bertanya lagi. "Banyak."

"Maka segala puji bagi Allah yang melebihkanku di atas orang banyak tersebut."

"Bukankah Allah memberiku lisan yang dengannya aku bisa berdzikir dan menjelaskan keinginanku? Lantas berapa banyak orang yg bisu tidak bisa bicara? Maka segala puji bagi Allah yg melebihkanku di atas orang banyak tersebut," kata dia.

"Bukankah Allah telah menjadikanku seorang muslim yang menyembahNya, hanya mengharap pahala dariNya dan mampu bersabar atas musibah? Padahal berapa banyak orang yang menyembah berhala, dan aneka rupa benda mati serta semacamnya, dan mereka juga sakit dan merugi di dunia dan akhirat? Maka segala puji bagi Allah yang melebihkanku di atas orang banyak tersebut,"kata dia.

Orang tua itu terus menyebut kenikmatan Allah atas dirinya satu-persatu, sehingga aku semakin takjub dengan kekuatan imannya. Ia begitu mantap keyakinannya dan begitu rela terhadap pemberian Allah. Padahal, banyak sekali mereka yang menderita cobaan di bawah apa yang ia terima tetapi mereka meronta-ronta, mengeluh dan menangis sejadi-jadinya. Mereka amat tidak sabar dan tipis keimanan terhadap balasan Allah atas musibah yang menimpa mereka, padahal pahala tersebut demikian besar. Aku pun tenggelam dalam fikiranku hingga orang tua itu berkata mengejutkanku:


Editor : Bsafaat