Tarif Tol Trans Jawa Mahal, DPR Minta Evaluasi

Anggota Komisi V DPR Bambang Haryo Soekartono menilai, tarif sejumlah ruas baru Jalan Tol Trans Jawa yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada akhir Desember 2018 terlalu mahal.

Tarif Tol Trans Jawa Mahal, DPR Minta Evaluasi
Tarif Tol Trans Jawa dinilai memberatkan pengendara
INILAH, Jakarta -  Anggota Komisi V DPR Bambang Haryo Soekartono menilai, tarif sejumlah ruas baru Jalan Tol Trans Jawa yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada akhir Desember 2018 terlalu mahal.
 
"Tol yang ada di Jawa, terutama yang baru itu harganya sangat mahal," kata Bambang di Jakarta, Senin (21/1).
 
Menurut dia, mahalnya tarif itu karena pembangunan jalan tol tersebut hanya memakai semen, tidak menggunakan aspal. Kata dia, dengan jenis bangunan seperti itu, maka tarifnya tidak semahal itu.
 
Sebab jalan yang hanya memakai semen, biaya investasi tidak terlalu mahak. Untuk itu, harga tarif tol yang diberlakukan oleh pemerintah terlalu tinggi.
 
"Kalau kami bandingkan dengan investasi. Hampir semua jalan tol yang dibangun kurang memenuhi syatat standarisasi jalan tol. Karena engga ada di seluruh dunia, jalan tol terbuat dari semen," ujar dia.
 
Tarif resmi Tol Semarang-Batang yang diputuskan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI pada Jumat (18/1) dinilai memberatkan pengendara.
 
Adapun ruas baru Jalan Tol Trans Jawa yang diresmikan Presiden Joko Widodo di akhir Desember 2018 sudah diberlakukan tarif. 
 
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono telah menetapkan tarif pada ruas baru tersebut.
 
Dimana tarif sebesar Rp 1.000 per kilometer bagi kendaraan golongan I, Rp 1.500 per kilometer untuk kendaraan golongan II dan III, atau Rp 2.000 per kilometer golongan IV dan V. Dengan demikian, pemerintah diminta untuk mengkaji ulang tarif tersebut. (inilah.com)


Editor : inilahkoran