Tentang Jilbaber ' Buka-tutup', Begini Hukumnya...

Dalam kehidupan sering kita menemukan fenomena wanita yang tampaknya belum yakin untuk berjilbab. Dia sering memakai jilbab, tetapi tak jarang pula orang melihatnya tak berjilbab. Fenomena ini di kalangan wanita disebut jilbaber buka-tutup atau jilbaber tutup-buka.

Tentang Jilbaber ' Buka-tutup', Begini Hukumnya...
Ilustrasi/Net

Jilbab bukan sekedar mode sesaat yang dipakai jika sedang trend dan di lepas jika sudah tidak nge-trend lagi. Jilbab adalah kewajiban bagi seorang wanita muslim yang telah baliqh. Andrea Hirata menulis di salah satu bukunya, Sang Pemimpi "Bagiku jilbab adalah piagam kemenangan gilang gemilang, kemenangan terbesar bagi seorang perempuan Islam atas dirinya, atas imannya dan atas dunia."

Jilbab adalah identitas wanita Islam, mahkota yang harus di junjung tinggi. Jika seorang wanita telah memutuskan untuk berjilbab, maka ia harus siap dengan segala konsekuensinya. Siap menjaga sikap dan perilakunya. Sebab, jika seorang wanita berjilbab melakukan hal-hal yang tidak semestinya, maka yang dituding bukan hanya diri wanita itu, tetapi jilbab dan Islam. Contohnya, jika seorang wanita berjilbab merokok di tempat umum, maka masyarakat akan berkata "Kok pakai jilbab merokok ?" Jilbab dan Islam mendapat kesan negatif. Terlepas dari segala argument tentang hak asasi seseorang untuk bebas melakukan apapun sepanjang tidak mengganggu kepentingan orang lain, wanita yang telah memutuskan untuk berjilbab hendaknya menjaga adab perilaku.

Untuk kasus buka-tutup yang diuraikan di atas, saya berpendapat bahwa sebaiknya mereka kaum muslimah- meluruskan niat, membekali diri dengan pemahaman dan ilmu yang cukup terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk memakai jilbab. Karena bagi saya, detik saat memutuskan untuk memakai jilbab sama seperti membeli one way ticket. Maksudnya, tidak bisa berjalan mundur kembali. Dalam hal ini tidak ada alasan untuk menanggalkan jilbab kecuali pada mereka yang memang muhrimnya. Untuk yang terpaksa buka-tutup jilbab karena alasan ekonomi, maka perbanyaklah mencari ilmu untuk mempertebal keyakinan bahwa rejeki itu sudah di atur-NYA. Tidak mungkin Allah mempersempit rejeki karena kita menjalankan apa-apa yang diperintahkan-NYA.

Saya bukanlah seorang jilbaber-jilbab super lebar dan gamis gombrong- namun saya terus belajar untuk meluruskan niat, memperkuat iman , mempertebal keyakinan dan memperbaiki diri.

Saya juga tidak berani nge-judge bahwa mereka yang memakai jilbabbiasa tidak sebaik mereka yang berjilbab lebar dan gamis. Sebab hanya Allah yang Maha Tahu dan berhak menilai masing-masing orang. "Dont judge a book by its cover." (Sumber Eramuslim)

Halaman :


Editor : Bsafaat