Tiga Hal Penting Saat Meminta Maaf

APOLOGI (permintaan maaf) yang baik biasanya mengandung tiga hal: pertama, permohonan maaf seperti kalimat "saya minta maaf ya;" kedua, pengakuan salah seperti kalimat "ini kesalahan saya;" ketiga, tawaran solusi seperti kalimat "apa yang bisa saya lakukan agar semuanya menjadi baik seperti semula."

Tiga Hal Penting Saat Meminta Maaf
Ilustrasi/Net

APOLOGI (permintaan maaf) yang baik biasanya mengandung tiga hal: pertama, permohonan maaf seperti kalimat "saya minta maaf ya;" kedua, pengakuan salah seperti kalimat "ini kesalahan saya;" ketiga, tawaran solusi seperti kalimat "apa yang bisa saya lakukan agar semuanya menjadi baik seperti semula."

Hal yang pertama sering kita dengar dan kita jumpai. Hal yang kedua, yakni pengakuan salah, agak jarang kita dengar dan kita jumpai. Ada semacam keengganan mengakui kesalahan dan kadangkala masih ada upaya memcari pembenaran dan bahkan mencari kambing hitam.

Hal yang ketiga adalah yang paling jarang kita jumpai, padahal tawaran solusi ini menjadi kunci penghapus kecewa dan kebencian dan bahkan kunci pembuka lembaran baru yang lebih baik.

Baca Juga : Doa untuk Saling Membangunkan Shalat Tahajud

Cobalah kita baca sejarah para Nabi dan sejarah orang-orang besar sepanjang sejarah. Tiga hal tersebut di atas menjadi sikap kesatria yang ditunjukkannya manakala terjadi kesalahan walau tidak disengajanya. Ini berlaku untuk semua kesalahan, mulai dari level keluarga kecil sampai pada level kemanusiaan secara umum.

Orang yang tidak mau meminta maaf dan bahkan tidak mau mengakui salah serta tak mau berbuat baik pada yang lain sebagai "penebus" kesalahannya adalah orang yang angkuh, sombong, dan congkak yang tidak layak menjadi tokoh panutan manusia. Teringat saya pada tulisan di sebuah tembok kuburan yang tak terawat: "akhirnya engkaupun akan bermukim di sini, jangan sombong." Salam, AIM@Surabaya. [*]

Baca Juga : Dahsyatnya Keajaiban Tahajjud, Rezeki Tak Terduga Datang


Editor : Bsafaat