Wilayah Kerja Relatif Rawan Bencana Alam, Pokwan DPRD Kabupaten Bogor Belajar Jurnalisme Bencana

Kelompok Kerja Wartawan alias Pokwan DPRD Kabupaten Bogor menyelenggarakan Diskusi Jurnalisme Bencana. Diskusi ini dihadiri puluhan wartawan media online maupun cetak yang kerap meliput di Kabupaten Bogor.

Wilayah Kerja Relatif Rawan Bencana Alam, Pokwan DPRD Kabupaten Bogor Belajar Jurnalisme Bencana
Pokwan DPRD Kabupaten Bogor menilai Kabupaten Bogor merupakan kabupaten paling rawan bencana alam dan paling banyak kejadiannya se-Indonesia. Jurnalisme Bencana dibutuhkan karena daerah ini kerap diterjang bencana alam mulai dari banjir, tanah longsor, angin kencang, petir hingga gempa bumi. (reza zurifwan)

INILAHKORAN, Bogor - Kelompok Kerja Wartawan alias Pokwan DPRD Kabupaten Bogor menyelenggarakan Diskusi Jurnalisme Bencana. Diskusi ini dihadiri puluhan wartawan media online maupun cetak yang kerap meliput di Kabupaten Bogor.

Narasumber yang dihadirkan dalam acara diskusi Pokwan DPRD Kabupaten Bogor kali ini yakni Redaktur Harian Kompas Ahmad Arif. Ia juga merupakan penulis buku Jurnalisme Bencana, Bencana Jurnalisme, Menatap Tiang Langit, Hidup Mati di Negeri Cincin Api, dan lainnya.

Pokwan DPRD Kabupaten Bogor menilai Kabupaten Bogor merupakan kabupaten paling rawan bencana alam dan paling banyak kejadiannya se-Indonesia. Jurnalisme Bencana dibutuhkan karena daerah ini kerap diterjang bencana alam mulai dari banjir, tanah longsor, angin kencang, petir hingga gempa bumi.

Baca Juga : Pemkab Bogor Bagikan Ribuan Bendera Merah Putih untuk Warga di 40 Kecamatan

Ahmad Arif menuturkan, pentingnya seorang jurnalis memiliki pengetahuan dan pemahaman yang utuh terhadap daerah rawan bencana serta istilah-istilah yang dipakai dalam informasi kebencanaan.

Dengan pemahaman mendasar itu, jurnalis diharapkan bisa menjaga keselamatan saat liputan dan membuat produk berita dengan pendekatan sainsifik untuk mengedukasi masyarakat.

"Bagaimana kita menyampaikan informasi kepada masyarakat, jika kita sendiri tidak memahami mitigasi hingga penangganan bencana," papar Ahmad Arif kepada wartawan, Selasa 1 Agustus 2023.

Baca Juga : Kabel di Kota Bogor Semrawut, Begini Cara PUPR Merapikannya 

Dengan bekal pengetahuan yang memadai, jurnalis kemudian harus memilih narasumber dari pakar atau mereka yang ahli di bidangnya. Penjelasan dari ahli tersebut, bisa menjadi produk pemberitaan mitigasi bencana. 

Halaman :


Editor : Doni Ramdhani