Awas! Jangan Ciptakan Musuh Akhirat, Minta Maaflah

MUNGKIN pernah suatu saat ada yang datang kepada kita untuk meminta maaf atas segala apa yang telah orang tersebut lakukan. Lalu, saya pernah melihat seseorang yang berlagak sombong seraya berkata, "Akhirnya dia minta maaf juga, sudah aku duga, saya tidak memberi maaf". Hehehehe.

Awas! Jangan Ciptakan Musuh Akhirat, Minta Maaflah
Ilustrasi/Net

Sedangkan bagi kita yang berlaku sombong, insya Allah sudah cukup menjadi bukti dihadapan Allah Taala bahwa diri kita memendam keangkuhan walau sebesar biji zarah, dan menjadi penyebab tidak terampuninya dosa kita oleh Allah Taala di yaumil hisab, dan penghalang hadirnya Kasih Sayang Allah Taala di saat kita membutuhkan Kasih Sayang Nya, hanya dikarenakan diri kita yang jauh dari sikap kasih sayang kepada sesama makhluk di dunia.

Memang saya sadari, tidak mudah memaafkan atas kesalahan seseorang yang terlalu fatal pada diri kita. Namun biarlah Allah Taala yang menilai seberapa besar kualitas diri kita atas kebesaran hati untuk memaafkan, dengan harapan Allah Taala meninggikan diri kita di akhirat dengan mengampuni segala dosa kita dan menjauhkan kita dari segala siksa hanya disebabkan oleh kebesaran hati kita untuk memaafkan.

Demi Allah Taala, tidak ada satu jiwa pun yang tidak pernah berbuat salah. Namun hanya orang orang yang berjiwa besar yang mampu datang untuk meminta maaf dan memaafkan segala kesalahan, dan lagi lagi alasannya bukan karena dunia, tapi karena akhirat. Khawatir dosa terbawa ke yaumul hisab, bagi yang minta maaf, dan bagi yang memaafkan khawatir Allah Taala tidak memberi ampunan di yaumul hisab hanya karena kita pun berat memberi maaf (ampunan) bagi sesama di dunia.

Baca Juga : Lelaki Beriman Bisa Berjodoh dengan Istri Buruk

Nasihat ini merupakan curahan hati saya secara pribadi, dan saya sampaikan untuk diri saya. Namun saya berharap dapat bermanfaat juga untuk saudara-saudaraku sekalian. Wallahu a'lam. [Maulana Ishak, S.Pi, Alumni MSP IPB angkatan 43, Relationship Management Rumah Zakat, EX Staff Khusus Prof. Dr. Ir. H. Rokhmin Dahuri, MS]

Halaman :


Editor : Bsafaat