Bencana Pergerakan Tanah Terus Terjadi, BPBD KBB Segera Lakukan Upaya Ini 

Bencana pergerakan tanah terus terjadi di sejumlah titik di Kabupaten Bandung Barat (KBB). Tak hanya tiga kecamatan, bencana pergerakan tanah juga menerjang Kampung Babakan Jati RT 01/04 Desa Rancapanggung, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat (KBB). 

Bencana Pergerakan Tanah Terus Terjadi, BPBD KBB Segera Lakukan Upaya Ini 
Bencana pergerakan tanah terus terjadi di sejumlah titik di Kabupaten Bandung Barat (KBB). Tak hanya tiga kecamatan, bencana pergerakan tanah juga menerjang Kampung Babakan Jati RT 01/04 Desa Rancapanggung, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat (KBB). /istimewa
INILAHKORAN, Ngamprah - Bencana pergerakan tanah terus terjadi di sejumlah titik di Kabupaten Bandung Barat (KBB). Tak hanya tiga kecamatan, bencana pergerakan tanah juga menerjang Kampung Babakan Jati RT 01/04 Desa Rancapanggung, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat (KBB). 
Kejadian tersebut sudah terjadi sejak Jumat 21 Oktober 2022. Kendati demikian, pergerakan tanah tersebut dikhawatirkan bakal terus terjadi. 
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KBB, Duddy Prabowo mengatakan, pergerakan tanah tersebut sudah terjadi sejak awal Oktober 2022 dan sudah dilaporkan ke pihaknya. 
Kendati begitu, jelas dia, ternyata pada pekan kemarin pergerakan tanah itu kembali terjadi yang sempat membuat warga khawatir.
"Bencana pergerakan tanah itu sudah terjadi sejak awal Oktober 2022, namun karena kondisi sekarang terus hujan, kembali lagi terjadi pergerakan," katanya saat dikonfirmasi, Jumat 28 Oktober 2022.
Ia pun mengakui, sampai sekarang pergerakan tanah itu masih terjadi apabila hujan deras meski dengan intensitas yang tidak besar.
"Tapi warga tetap waspada karena ditakutkan sewaktu-waktu terjadi bencana yang lebih besar," ujarnya.
Ia menyebut, penyebab terjadinya bencana pergerakan tanah itu selain karena faktor kondisi curah hujan yang tinggi, juga dikarenakan kondisi tanah di kawasan tersebut labil. 
Ditambah, sambung dia, dengan kontur kemiringan tanah yang juga cukup terjal. 
"Imbas dari pergerakan tanah ini ada delapan rumah yang terancam, satu tempat ibadah (masjid), dan satu bangunan tempat usaha," sebutnya. 
Meski begitu, terang dia, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini dan warga juga tidak ada yang diungsikan. Kebanyakan rumah yang terdampak kerusakan adalah bagian belakang dan kebanyakan rusak ringan. 
"Sebagai antisipasi, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan aparat kewilayahan dan melakukan asesmen," terangnya.
Ia menambahkan, berdasarkan catatan BPBD KBB, lokasi tersebut sudah pernah diassesment oleh tim dari Badan Geologi pada bulan Maret 2019 dan kondisinya memang rawan. 
"Kami menghimbau masyarakat agar tetap waspada khususnya ketika hujan besar karena dikhawatirkan dapat terjadi pergerakan tanah susulan," tandasnya.*** (agus satia negara).


Editor : JakaPermana