Berbagai Modus Operandi Koruptor

Para penegak hukum harus terus menambah kapasitas ilmunya agar bisa membongkar tuntas berbagai kasus korupsi.

Berbagai Modus Operandi Koruptor
istimewa

Boleh dikatakan pemberantasan korupsi belum menunjukkan perkembangan yang positif.

23 tahun telah berlalu sejak jatuhnya Orde Baru, toh Indonesia masih terus berjuang melawan korupsi. Mengapa? Ada sejumlah faktor yang menyebabkan mengapa korupsi masih terus terjadi bahkan trennya naik.

Pertama, korupsi telah mengakar dan seakan telah menjadi budaya. Praktik korupsi dalam tingkat berbeda terjadi di semua level mulai dari bawah hingga atas. Sehingga sulit sekali dihilangkan. Kedua, belum munculnya rasa malu. Ketika ada rasa malu, orang tidak akan berani korupsi.

Baca Juga : Gunung Merapi Keluarkan Guguran Lava Pijar Sejauh 1.500 Meter

Ketiga, penegakan hukum dilakukan masih bersifat pandang bulu. Tajam ke bawah, tumpul ke atas. Sudah menjadi rahasia umum, aparat hukum sangat cepat memproses pelanggaran yang dilakukan warga biasa.

Tapi sebaliknya, aparat cenderung berbelit-belit jika melibatkan pejabat yang berpengaruh. Fenomena ini membuat penanganan korupsi menjadi terhambat. Keempat, rendahnya hukuman yang didapatkan para koruptor. Indonesia Corruption Watch (ICW) menyebut pada semester I 2020, rata-rata hukuman para koruptor hanya 3 tahunan.

Masih banyak lagi faktor lainnya seperti kurangnya keteladanan dari pemimpin kita tentang hidup yang sederhana.

Selain itu, belum adanya konsistensi dari aparat dan pemerintah untuk bersama-sama memberantas korupsi. Fenomena pelemahan KPK menjadi salah satu contoh nyata yang sedang kita saksikan dengan mata telanjang.


Editor : JakaPermana