Dampak Kenaikan Harga BBM, Petani di Lembang Khawatir Terjadi Kenaikan Barang Ini

Para petani di Lembang khawatir jika kenaikan harga BBM bersubsidi tersebut bakal berdampak pada kenaikan harga pupuk dan obat-obatan pertanian.

Dampak Kenaikan Harga BBM, Petani di Lembang Khawatir Terjadi Kenaikan Barang Ini
Seorang petani di Lembang yakni petani sayuran asal Kampung Gandok RT 2/RW 1, Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang KBB Yuhana (52) mengaku sampai saat ini harga pupuk dan obat-obatan untuk pertanian belum ada kenaikan dampak dari kenaikan harga BBM. (agus satia negara)

"Kemungkinan bisa naik kalau melihat pengalaman sebelumnya. Tiap BBM subsidi naik, pasti pupuk akan ikut naik. Sekarang tinggal menunggu waktu saja," ucapnya.

Ia menyebut untuk biaya pupuk dasar, bibit, pestisida hingga  pekerja untuk lahan seluas 100 tumbak diperlukan biaya sekitar Rp30 juta. Belum ditambah biaya lain-lainnya.

"Berat kalau sampai harga pupuk naik, sementara harga sayuran sedang anjlok. Saat ini harga tomat dan selada sedang turun," keluhnya.

Baca Juga : Gelar Long March, Ribuan Buruh KBB Bentangkan Bendera Merah Putih Raksasa di Jalan

Sementara itu, petani lainnya, Gunawan (39) membenarkan harga sayuran seperti selada bokor sedang anjlok di tingkat petani. Sebab, bandar hanya menawar Rp1.500 per kilogram.

"Orang kan bilangnya begitu BBM naik maka sayuran ikut naik. Salah besar itu. Buktinya dari sebelum kenaikan BBM harga selada bokor tetap saja rendah," ujarnya.

Salah seorang pedagang sayuran di Pasar Panorama Lembang, Boy membenarkan harga selada bokor di pasar hanya Rp4.000 per kilogram.

Baca Juga : Mulai Pekan Depan, Kota Bandung Gelar Pasar Murah di 30 Kecamatan

"Harganya rendah, terpuruk banget. Padahal sebelumnya bisa mencapai Rp18.000 per kilogram," tukasnya.*** (agus satia negara)


Editor : Doni Ramdhani