Digitalisasi di Asia Tenggara Dibayangi Serangan Siber

Transformasi digital di wilayah Asia Tenggara yang terjadi akibat pandemi virus corona, diperkirakan akan tetap berlangsung tahun ini, namun, rawan serangan siber.

Digitalisasi di Asia Tenggara Dibayangi Serangan Siber
Ilustrasi (Antara)

Ketergantungan pada VPN, menurut Kaspersky, membuka potensi vektor serangan, misalnya menggunakan rekayasa sosial, social engineering, untuk mendapatkan akses ke VPN perusahaan.

Pada sektor kesehatan, Kaspersky melihat adanya peningkatan serangan terhadap fasilitas medis di berbagai negara, terutama untuk pengembangan vaksin. Di Asia Tenggara, perusahaan tersebut juga melihat tren penggunaan aplikasi telemedis naik.

Tren ini juga dibayangi ancaman siber mengingat semakin banyak data pasien yang berada di dunia maya.

Baca Juga : Spekulasi Keberadaan Jack Ma Terus Bergulir

Berkaitan dengan rencana jaringan 5G di sejumlah negara di Asia Tenggara, Kaspersky melihatnya sebagai potensi serangan di permukaan karena perangkat lunak lebih mudah diakses dan lebih mudah ditemukan kerentanannya.

Teknologi 5G menitikberatkan fungsi operasional pada perangkat lunak dibandingkan perangkat keras.

Sektor lainnya yang perlu diperhatikan menurut Kaspersky adalah pemilihan umum, yang berpotensi diwarnai disinformasi di dunia maya, serta ransomware yang diperkirakan masih akan naik tahun ini, baik dari angka serangan maupun jumlah uang tebusan yang diminta peretas. (antara)

Halaman :


Editor : suroprapanca