Dokter RSUI: Tuberkulosis pada Anak Lebih Sulit Dideteksi

Dokter spesialis anak dari RSUI, Cynthia Centauri mengatakan, mendeteksi tuberkulosis pada anak lebih sulit dari orang dewasa karena kalangan tersebut jarang menunjukkan gejala TBC, misalnya batuk atau masalah lain pada saluran pernapasan.

Dokter RSUI: Tuberkulosis pada Anak Lebih Sulit Dideteksi
Ilustrasi/Net

INILAH, Jakarta- Dokter spesialis anak dari RSUI, Cynthia Centauri mengatakan, mendeteksi tuberkulosis pada anak lebih sulit dari orang dewasa karena kalangan tersebut jarang menunjukkan gejala TBC, misalnya batuk atau masalah lain pada saluran pernapasan.

"Pada anak yang menderita TB jarang sekali yang mengalami batuk. Gejala yang sering terjadi yaitu pada berat badan anak yang tak kunjung naik naik dan demam terus menerus," kata dia dalam siaran pers RSUI, dikutip Jumat (12/3).

Lebih lanjut, saat dokter sudah mendiagnosis anak terkena TB, maka pengobatan yang akan diberikan setidaknya berpegang pada empat prinsip yakni minum obat TB (OAT) secara teratur sampai dengan tuntas atau sembuh serta rutin untuk berobat dan kontrol ke dokter.

Baca Juga : Hasil Lelang Cuitan Jack Dorsey Akan Disumbangkan

Menurut Cynthia, penetapan penghentian pengobatan ini harus diputuskan oleh dokter bukannya perkiraan keluarga pasien.

Selanjutnya, mencegah penularan lebih lanjut, memenuhi gizi yang adekuat sesuai kebutuhan pasien dan menjalani pola hidup bersih dan sehat; serta mencari dan tatalaksana penyakit penyerta.

Dokter spesialis paru dari RSUI, RR. Diah Handayani menyoroti kenyataan pandemi COVID-19 yang sedikit menggeser program TB, karena fokus dari tenaga kesehatan dan masyarakat saat ini lebih kepada COVID-19.

Baca Juga : Neanderthal Punya Kemampuan Seperti Manusia Modern

"Upaya pencegahan TB seharusnya bisa lebih digalakan seperti pada kasus COVID-19. Upaya ini memerlukan kerjasama dan kolaborasi dari banyak pihak seperti kader, fasilitas layanan kesehatan, praktik sejawat, pemerintah, serta masyarakat," kata dia.

Halaman :


Editor : Bsafaat