Duh Ratusan Mahasiswa di Kota Bogor Tertipu Online Shop

Ratusan remaja, mahasiswa dan mahasiswi Kota Bogor diduga menjadi korban transaksi fiktif online shop oleh seorang wanita yang berinisial SA.

Duh Ratusan Mahasiswa di Kota Bogor Tertipu Online Shop

"Untuk yang saya alami sih, setelah jalan beberapa bulan dan nilai uang dari pinjaman online yang saya serahkan untuk investasi kepada SA semakin besar, disitulah SA banyak berkelit dan tidak membayar kepada saya. Dari mulai sistem eror, saldo limit dan lain sebagainya. SA juga mengarahkan saya dan beberapa teman saya yang menjadi korban, untuk mentransfer dana yang kami pinjam dari pinjaman online ke virtual account akun salah satu e-commerce dengan atas nama adiknya SA," bebernya.

IR menerangkan, alhasil karena para korban tidak menerima uang dari SA untuk membuat pinjaman online, para korban 'dikejar-kejar' debt collector pinjaman online. Bahkan sebagian korban ada yang membayar uang pinjaman online dengan uang pribadinya agar tidak dikejar debt collector.

"Kami juga sempat mendatangi rumah SA dan didampingi beberapa orang tua korban. Namun SA malah melakukan 'playing victim', setelah beberapa kali didatangi, akhirnya SA menyatakan bersedia mengganti uang yang para korban pinjaman dengan jangka waktu 29 September 2022. Namun hingga lewat tanggal 29 September 2022, korban enggan membayar, bahkan karena SA tidak sesuai dengan janjinya, salah satu teman kami melaporkan hal ini ke Kepolisian," jelasnya.

Baca Juga : SEAMEO Biotrop Buka Agroekoedusiwasata Untuk Umum

IR menambahkan, SA mengaku online shop nya berbisnis cashing hp dan barang-barang elektronik.

Sementara itu, saat ditanya awak media, salah satu orang tua korban berinisial WT menuturkan, kepada para korban SA mengiming-imingi 10 persen dari nilai transaksi. Dapat iming-iming seperti itu, para anak muda yang sebagian mahasiswa dan mahasiswi Kota Bogor itu tergiur. Mereka lantas melakukan pinjaman online dan mentransfer uang senilai yang diminta SA juga bertransaksi di online shop yang diakui milik SA.

"Tetapi tidak sesuai janji dari SA, anak saya jadi korban, hingga tiga bulan ini pinjeman anak saya tidak dibayar oleh pelaku dan anak saya dikejar oleh debt collector. Selain anak saya, dia juga mengajak teman anak saya. Kalau anak saya dan teman-teman yang jadi korban ada 7 orang, tetapi dari informasi yang saya kumpulkan, total ada puluhan mahasiswa dan mahasiswi juga yang senasib dengan anak saya," paparnya.

Baca Juga : Tersangka Sumardi Menimbun Family Kit untuk Korban Bencana Alam

WT menegaskan, beberapa orang tua korban sudah mendatangi kediaman pelaku, pelaku berjanji akan melunasi utang anak-anak. Tetapi rupanya, di belakang berkata lain. Pelaku balik mengancam anak-anak tersebut tidak akan melunasi utang kalau mereka melapor ke orang tua, mengumpulkan massa atau lapor polisi.


Editor : Ahmad Sayuti