Gegara Pandemi, BPR Kerta Raharja Kehilangan Perputaran Uang Hingga Rp40 Miliar

Pandemi Covid-19 berdampak kepada penurunan pendapatan BPR Kerta Raharja. Salah satu produk perbankan milik Pemkab Bandung yang paling terdampak yanni tabungan untuk pelajar.

Gegara Pandemi, BPR Kerta Raharja Kehilangan Perputaran Uang Hingga Rp40 Miliar
Foto: Dani R Nugraha

Dia melanjutkan, selama ini program simpan-pinjam di pasar tradisional berjalan lama di Pasar Ciwidey, Pasar Soreang, Pasar Pangalengan, Pasar Ciparay, dan Pasar Cipeundeuy KBB.

Di saat pandemi Covid-19 ini, justru pemasukan dari pasar-pasar tradisional itu meningkat cukup tinggi. Dia mencontohkan, di Pasar Ciwidey awalnya pemasukan hanya Rp20 juta per hari itu meningkat menjadi Rp30-50 juta per hari.

"Jadi untuk mengganti sekolah-sekolah yang tutup ini kita menggali dari pasar-pasar tradisional,"ujarnya.

Baca Juga : Ini Jadwal Tahap Kedua Vaksinasi Covid-19 di Kota Bandung

Kebijakan pemerintahan untuk tidak menutup pabrik, tidak menutup pasar tradisional, dan tidak menutup tempat wisata dinilai Beni sangat membantu peluang untuk BPR Kerta Raharja sebab banyak juga nasabahnya yang merupakan pedagang-pedagang di area wisata dan juga para pekerja di beberapa pabrik.

"Kami juga sudah masuk ke pabrik-pabrik. Kami sudah lama bekerjasama dengan pabrik-pabrik di wilayah Pameungpeuk," katanya.

Terkait aset, menurutnya saat ini masih terus tumbuh walaupun hanya sedikit. Untuk rasio non performing loan (NPL), Beni menuturkan BPR Kerta Raharja nilainya masih di atas rata-rata BPR lain di Jawa Barat.

"Memang untuk NPL kita lebih baik dari BPR-BPR lain dengan nilai 7%. Sedangkan, 60 persen BPR lain di Jabar nilainya sudah 20% akibat pandemi ini, sementara kita masih bertahan di 7%," ujarnya.


Editor : Doni Ramdhani