Harga Ayam Potong Turun, Konsumen Diuntungkan

pasokan melimpah dan pemintaan rendah membuat harga ayam potong di beberapa pasar tradisional di Kabupaten Bandung turun

Harga Ayam Potong Turun, Konsumen Diuntungkan
Harga ayam potong diKabupaten Bandung turun.

INILAHKORAN,Soreang - Harga jual ayam potong sejak sepekan ini turun drastis. Penurunan harga terjadi karena pasokan melimpah dari peternak sedangkan permintaan cenderung tetap.

Samsudin (55) salah seorang pedagang ayam potong di Kabupaten Bandung mengatakan, harga ayam penurunan harga ayam potong jenis broiler ini terjadi sejak sepekan lalu. Saat ini, ia menjual ayam Rp 27 ribu perkilogram. Padahal, sepekan sebelumnya ia masih menjual dikisaran harga Rp 38 ribu hingga Rp 40 ribu perkilogram.

"Sudah sepekan ini harga turun, kami turunkan harga jual ke konsumen. Karena harga belanja kami dari peternak juga turun," kata Samsudin di Soreang, Selasa 9 Agustus 2022.

Baca Juga : Tahun Baru 1444 H, PKS Kota Cimahi Santuni Puluhan Anak Yatim Piatu

Dikatakan Samsudin, penyebab turunnya harga ayam broiler ini, dipengaruhi oleh lancarnya pasokan dari para peternak yang ada diluar Jawa Barat. Seperti dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dengan begitu, barang melimpah dipasaran, otomatis harga jual pun menjadi turun.

"Pasokan banyak sekarang ini. Termasuk dari luar Jawa Barat. Kalau sebelumnya pasokan banyak hambatan, mulai dari adanya PPKM, kemudian harga pakan yang mahal dan penyebab lainnya," ujarnya.

Dikatakan Samsudin, penurunan harga ini, tentu sangat menggembirakan bagi konsumen. Apalagi, konsumen langanannya, kebanyakan adalah para pedagang makanan. Seperti ayam goreng, mie ayam, dan lainnya. Ia mengaku memiliki lima lapak penjualan ayam yang rata-rata setiap lapak menghabiskan 40 hingga 50 kilogram ayam perharinya.

Baca Juga : Ini Tanggapan Dari Guru SMAN 5 Bandung Terkait Kegiatan Ekskul Ditiadakan

"Kalau harga turun, yah konsumen sangat diuntungkan. Apalagi langganan saya kebanyakan pedagang makanan jadi mereka sangat senang. Semoga bisa turun lagi dan bisa seperti dulu di harga Rp 25 ribu perkilogram," ujarnya.

Halaman :


Editor : Ahmad Sayuti