Hati-hati, Ucapan Bisa Pengaruhi Datangnya Bencana

LIDAH adalah juru bicara hati dan kata-kata adalah pengungkap niat, maka orang-orang beriman diperintahkan oleh Allah Subhanahu Wa Taala untuk selalu menjaga perkataannya, kapan dan di mana pun mereka berada.

Hati-hati, Ucapan Bisa Pengaruhi Datangnya Bencana
Ilustrasi/Antara Foto

Ketika Nabi Yusuf as diajak melakukan perbuatan keji , beliau berkata, "Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku." (Yusuf: 33). Sebagian ahli ilmu mengatakan, "Seharusnya, beliau mengatakan, pengampunan dan keselamatan lebih aku sukai daripada penjara." Karena perkataan itu, Nabi Yusuf pun dipenjara.

Di dalam gelapnya penjara dan sempitnya sel kurungan, beliau berkata kepada sahabatnya yang akan dibebaskan, "Ceritakanlah keadaanku kepada tuanmu." (Yusuf: 42). Maksudnya, kepada raja. Padahal, Allah lebih dekat untuk dijadikan tempat pengaduan. Karena itu, jawaban Tuhan adalah, "Karena itu, ia tetap di dalam penjara beberapa tahun lamanya." (Yusuf: 42).

Firaun, sang tiran, berkata, "Sungai-sungai ini mengalir di bawahku." (az-Zukhruf: 51). Maka, Allah membalasnya dengan mengalirkan sungai itu di atasnya, sehingga ia terbenam dan tenggelam.

Baca Juga : Dosa Besar Penyimpangan Lelaki Menyerupai Wanita

Seorang munafik yang selalu membangkang berkata, "Mereka rela berada bersama-sama orang-orang yang tidak ikut berperang, dan Allah telah mengunci hati mereka, maka mereka tidak mengetahui akibat perbuatan mereka." (at-Taubah: 93). Maka, datanglah izin Tuhan, "Ketahuilah, mereka telah terjatuh ke dalam fitnah." (at-Taubah: 49).

Ucapan dapat mempengaruhi datangnya bencana. Karena itu, waspada dalam berbicara wajib hukumnya seperti wajibnya waspada dalam berbuat. Mewaspadai kata-kata juga sangat penting seperti pentingnya mewaspadai perbuatan.

Di dalam kitab Buzrjemher dikisahkan tentang seorang pemburu mencari burung merpati di hutan. Setelah sekian lama mencari dan tidak juga menemukannya, ia putus asa dan berniat pergi. Pada saat itu, sang merpati, yang merasa sudah selamat, mulai berkicau. Maka, pemburu itu pun berbalik menangkapnya.

Banyak kepala yang celaka karena pemiliknya mengatakan kalimat yang tidak berguna. Banyak leher yang tertebas karena pemiliknya salah lidah yang tidak dapat dibenarkan oleh al-Khalil maupun Sibawaih. Bukankah manusia masuk neraka juga disebabkan oleh lidah mereka? "Tiada satu ucapan pun yang terucap melainkan di dekatnya ada malaikat pengawas yang selalu hadir." (Qaaf: 18). []


Editor : Bsafaat