Keluhkan Ukuran Tempe yang Menyusut, Warga Cimahi Harap Harga Kedelai Bisa Turun

Ukuran tempe yang mulai menyusut dikeluhkan masyarakat yang ada di sejumlah wilayah, termasuk di Kota Cimahi.

Keluhkan Ukuran Tempe yang Menyusut, Warga Cimahi Harap Harga Kedelai Bisa Turun
Ukuran tempe yang mulai menyusut dikeluhkan masyarakat yang ada di sejumlah wilayah, termasuk di Kota Cimahi./Agus Satia Negara
INILAHKORAN, Cimahi - Ukuran tempe yang mulai menyusut dikeluhkan masyarakat yang ada di sejumlah wilayah, termasuk di Kota Cimahi.
Kendati begitu, masyarakat juga cukup memaklumi kondisi tersebut dan berharap harga tempe tidak mengalami kenaikan seperti bahan bakunya, yakni kedelai.
Salah satu pelanggan tempe, Suyatmi (46) menilai, perbedaan ukuran tempe saat ini memang terasa cukup jauh jika dibandingkan dengan beberapa tahun ke belakang.
Namun, dirinya menyadari hal tersebut lantaran saat ini para pengusaha tempe di Cimahi terkena imbas naiknya harga kedelai.
"Mau gimana lagi, sekarang barang baku apapun pasti naik harganya. Sehingga, kita menerima saja tempe ukuran kecil ini, yang terpenting harga jangan naik," ungkapnya.
Ia pun menyayangkan, sebagai bahan makanan pokok keluarga, tempe saat ini terimbas naiknya harga kedelai. Sebab, baginya tempe merupakan salah satu makanan dengan harga terjangkau yang bergizi.
"Sekarang harga tempe masih normal Rp 6.000, jika naik lagi habislah masyarakat ekonomi kecil seperti saya. Mau makan murah tapi bergizi apalagi," keluhnya.
Ia pun berharap, harga kedelai bisa turun agar pengusaha tempe bisa terbantu dalam proses produksinya. 
"Dengan begitu, pelanggan dengan ekonomi rendah seperti saya bisa tetap memakan makanan bergizi dengan harga murah," ucapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, meroketnya harga kedelai membuat para pengusaha tempe di Kota Cimahi terancam gulung tikar. Namun, beberapa pengusaha tempe masih tetap bertahan.
Salah satunya, seperti yang dilakukan Supardi (50), pengusaha tempe di Kampung Margaluyu, Kota Cimahi yang menyiasati usaha tempenya agar tetap bisa bertahan di tengah meroketnya harga kedelai.
Ia mengaku, terpaksa mengurangi ukuran tempenya menjadi lebih kecil. Menurutnya, meroketnya harga kedelai ini ditenggarai naiknya harga pupuk yang sudah berlangsung sejak dua bulan terakhir.
Bahkan, ia menduga, jika harga kedelai belum normal dalam kurun waktu sebulan ke depan. Maka, akan membuat banyak pengusaha tempe gulung tikar.*** (agus satia negara).


Editor : JakaPermana