Kembali Digelar, Sejumlah Negara Asia Turut Ramaikan Karnaval Festival Asia Afrika 

Karnaval Festival Asia Afrika direncanakan kembali dilaksanakan setelah dihentikan selama pandemi Covid-19. Sejauh ini, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung mencatat, peserta karnaval berjumlah 250 orang dari sejumlah daerah. Rencananya, perwakilan sejumlah negara Asia turut hadir menjadi peserta karnaval. 

Kembali Digelar, Sejumlah Negara Asia Turut Ramaikan Karnaval Festival Asia Afrika 
INILAHKORAN, Bandung - Karnaval Festival Asia Afrika direncanakan kembali dilaksanakan setelah dihentikan selama pandemi Covid-19. Sejauh ini, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung mencatat, peserta karnaval berjumlah 250 orang dari sejumlah daerah. Rencananya, perwakilan sejumlah negara Asia turut hadir menjadi peserta karnaval
Kepala Bidang Produk Budaya dan Kesenian pada Disbudpar Kota Bandung Ratnarahayu Pitriyati mengatakan, tengah berproses finalisasi dengan para pemangku kepentingan lain, terutama polisi. Penyelenggaraan Festival Asia Afrika pada 29 Juli 2023 berada di Jalan Asia Afrika, Kota Bandung. 
"Jalan ditutup sepanjang festival, 29 Juli 2023 pukul 14.00 sampai sebelum azan magrib. Kami tengah melakukan finasilisasi pembahasan dengan polisi dan Dinas Perhubungan Kota Bandung berkenaan dengan rekayasa arus lalu lintas. H-9 (dari waktu pelaksanaan) merupakan hari-hari kritis bagi kami selaku penyelenggara teknis," kata Ratnarahayu Pitriyati, Sabtu 22 Juli 2023.
Ratnarahayu menyebut, peserta karnaval terdiri atas 13 komunitas. Total peserta berjumlah 250 orang, mencakup perwakilan dari enam kota dan kabupaten lain, serta luar negeri. Untuk perwakilan luar negeri, yakni Bangladesh, Filipina, Sri Langka, dan Laos. 
Menurut Ratnarahayu, peserta masih berkemungkinan berubah. Pihaknya masih menantikan kabar dari perwakilan beberapa negara lainnya, termasuk dari benua Afrika. 
"Andai kata tak bisa hadir, kami memaksimalkan peserta yang siap. Misal, peserta dari Kota Bandung maupun kota dan kabupaten lain mengenakan kostum atau atribut yang mencirikan identitas negara-negara Afrika," ucapnya.
Dikemukakan Ratnarahayu, perlu betul-betul memperhatikan jumlah peserta berikut pengaturan teknisnya, mengingat waktu efektif pelaksanana karnaval sekitar tiga jam.  
Memulai kembali setelah terhenti sepanjang pandemi Covid-19, ucap Ratna, bukan hal mudah. Apalagi, festival nanti menjadi acara pertama dengan kelas terbilang besar semenjak pemerintah mencabut status pandemi Covid-19. 
"Festival nanti transisi, kembali ke kegiatan luar ruangan sebagaimana 2019 dan tahun-tahun sebelumnya. Pada 2022, kami sempat mengadakan Festival Asia Afrika, tapi di dalam ruangan. Pak Plh Wali Kota (Ema Sumarna) mewanti-wanti kepada kami agar meminimalisasi potensi yang bisa menimbulkan gangguan keamanan dan kenyamanan. Lantaran demikian, waktu pelaksanaanya tidak malam," ujar dia.
Pihaknya pun terus berupaya agar pelaksanaan festival berjalan lancar. Bersamaan dengan hal itu, pihaknya memohon kepada masyarakat agar bersedia ikut sera menjaga ketertiban dan kebersihan. 
Ratnarahayu menambahkan, penyelenggaraan fesival bisa menimbulkan dampak pada ruas-ruas jalan sekitar lokasi.  Namun, penyelenggarana festival juga memuat nilai penting, yakni mengenalkan dan kembali mengingatkan masyarakat akan peristiwa Konferensi Asia Afrika, 18-24 April 1955. 
"Selain memberi hiburan, tentu penyelenggaraan festival bertujuan mengenalkan dan kembali mengingatkan masyarakat, bahwa Bandung merupakan kota bersejarah. Itu salah satu pembeda dengan kota dan kabupaten lainnya," tandasnya. *** (Yogo Triastopo)


Editor : JakaPermana