Kuota Pupuk Bersubsidi di Bogor Dipatok 30 Ribu Ton

Petani di Kabupaten Bogor mendapatkan kuota pupuk bersubsidi sebanyak 30.000 ton. Untuk itu, para petani bisa mengusulkan atau mendaftarkan ke penyuluh rencana defenitif kebutuhan pupuk petani.

Kuota Pupuk Bersubsidi di Bogor Dipatok 30 Ribu Ton
Foto: Reza Zurifwan

INILAH, Bogor - Petani di Kabupaten Bogor mendapatkan kuota pupuk bersubsidi sebanyak 30.000 ton. Untuk itu, para petani bisa mengusulkan atau mendaftarkan ke penyuluh rencana defenitif kebutuhan pupuk petani.

"Petani yang butuh pupuk bersubsidi diharapkan segera mengusulkan atau mendaftarkan ke penyuluh rencana defenitif kebutuhan pupuk petani. Alhamdulillah tahun ini 30.000 ton pupuk bersubsidi sudah siap didistribusikan," kata Kepala Dinas Pertanian, Holtikultura dan Perkebunan (Distanhorbun) Kabupaten Bogor Siti Nuriyanti kepada wartawan, Senin (21/6/2021).

Dia menerangkan, bagi petani yang sudah punya kartu tani bisa langsung menggesek kartunya untuk ditukarkan dengan pupuk bersubsidi. Sementara bagi yang belum punya kartu tani dapat melihat di kios tani apakah dia sudah bisa mendapatkan pupuk bersubsidi.

Baca Juga : Kabupaten Bogor Targetkan Cetak 150 Petani Milenial

"Lumayan bagi petani yang punya kartu tani atau sudah terdaftar di penyuluh dan kios tani, dari harga Rp7.500 per kg maka petani hanya menebusnya di angka Rp2.300," terangnya.

Untuk ketidaksesuaian masa tanam dengan waktu distribusi pupuk bersubsidi  maka solusinya, tutur Nuriyanti, bisa dengan cara subsidi kuota pupuk bersubsidi antar kecamatan di satu wilayah kabupaten.

"Kalau petani antarkecamatan ada yang langka atau sedang membutuhkan pupuk bersubsidi, maka bisa disuplai dari kecamatan lain dan distributor bisa membantu melaksanakan itu," tutur Nuriyanti.

Baca Juga : Keren! Warga Megamendung Produksi Miniatur Vespa dari Limbah

Sedangkan, Bupati Bogor Ade Yasin menambahkan selain pupuk Pemkab Bogor pada tahun ini akan mengasuransikan 25.000 hektare sawah karena berkaca pada tahun-tahun sebelumnya banyak sawah yanh berada di daerah rawan bencana alam.

Halaman :


Editor : Doni Ramdhani