Lapan: Tak Ada Cuaca Ekstrem Saat Jatuhnya Sriwijaya Air SJ-182

Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan) mengatakan tidak ada cuaca ekstrem saat jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak di perairan Kepulauan Seribu.

Lapan: Tak Ada Cuaca Ekstrem Saat Jatuhnya Sriwijaya Air SJ-182
Ilustrasi/Antara Foto

INILAH, Jakarta- Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan) mengatakan tidak ada cuaca ekstrem saat jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak di perairan Kepulauan Seribu.

"Tampak berawan, tetapi tidak ada indikasi kondisi ekstrem," kata Kepala Lapan Thomas Djamaluddin kepada ANTARA, Jakarta, Selasa (12/1).

Berdasarkan pantuan Sadewa (Satellite-based Disaster Early Warning System) Lapan, tidak ada kondisi awan atau hujan ekstrem di titik kejadian.

Baca Juga : KPK Panggil Ulang Bupati Kaur Gusril Pausi

Perkiraan kondisi atmosfer dari aplikasi Sadewa Lapan menggunakan Satelit Himawari-8 9 (awan tumbuh) dan model WRF (angin dan hujan) menunjukkan di sekitar titik kejadian tidak ada kondisi atmosfer ekstrem.

Thomas mengatakan walau ada proses pembentukan sistem konveksi di sekitar titik kejadian, tetapi tidak ada indikasi kondisi ekstrem.

"Dinamika atmosfer ini mempengaruhi pesawat yang melintas, tetapi belum tentu menjadi penyebab jatuhnya pesawat," ujarnya.

Baca Juga : Babak Baru Investigasi Kematian Enam Laskar FPI

Analisis dinamika atmosfer menunjukkan sistem konveksi skala meso telah terbentuk di atas Lampung dan Laut Jawa di sekitarnya sejak pukul 11.00 WIB pada 9 Januari 2021. Sistem itu kemudian pecah dan berpropagasi ke selatan, yang berasosiasi dengan pertumbuhan sistem konveksi skala meso lain di atas Jawa bagian barat selama rentang waktu 13.00-15.00 WIB.

Halaman :


Editor : Bsafaat