Legislator Jabar Sebut 80 Persen Kasus HIV Disebabkan Perilaku Seksual Menyimpang

Anggota Komisi V DPRD Jabar Siti Muntamah menyebut, 80 persen kasus baru penyebab penyakit Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah akibat perilaku seksual menyimpang, baik homoseksual ataupun heteroseksual.

Legislator Jabar Sebut 80 Persen Kasus HIV Disebabkan Perilaku Seksual Menyimpang
Siti Muntamah menyebut, 80 persen kasus baru penyebab penyakit Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah akibat perilaku seksual menyimpang, baik homoseksual ataupun heteroseksual.

INILAHKORAN, Bandung - Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat Siti Muntamah menyebut, 80 persen kasus baru penyebab penyakit Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah akibat perilaku seksual menyimpang, baik homoseksual ataupun heteroseksual.

Dia menambahkan, di Kota Bandung sendiri sudah terdata 5.400 orang terjangkit HIV dan 800 diantaranya adalah perempuan. Ummi Siti –sapaan Siti Muntamah meyakini, jumlah riil dipastikan lebih dari angka tersebut. Mengingat masih ada masyarakat yang tertular, tetapi menutupi karena khawatir dikucilkan oleh lingkungannya.

“Kebetulan saya pernah menjadi Ketua Forum Warga Peduli AIDS Kota Bandung dan sudah terdata lima ribuan orang. Yang jelas di Kota Bandung itu populasi kunci sekitar 10 ribuan tapi yang baru ditemukan 5.400 itu. Sisanya masih gentayangan karena tidak berani melaporkan. Khawatir dikucilkan,” ujar Ummi Siti kepada INILAHKORAN baru-baru ini.

Baca Juga : Mantap, Target Setahun Hampir Direalisasikan PT MUJ Hanya Dalam Satu Semester

“Terbanyak kasus baru itu terjadi dari homoseksual dan heteroseksual. Kalau dari penggunaan jarum suntik, sudah enggak lagi karena jarum suntik ini sudah digratiskan oleh negara. Jadi saya tahu betul dan ini kegiatan harian saya, termasuk memantau pengambilan obat HRV untuk pengidap HIV AIDS,” sambungnya.

Ummi Siti memperkirakan, kasus HIV AIDS di Jawa Barat bisa mencapai puluhan ribu orang, mengingat populasi penduduknya yang sangat besar hingga hampir 50 juta jiwa atau terbesar di Indonesia. Dia pun mendorong kepada masyarakat yang sudah mengetahui atau sadar bila telah terjangkit untuk melaporkan ke pihak berwenang, agar didata sekaligus menekan penyebaran penyakit berbahaya tersebut.

“Kemungkinan puluhan ribu, karena Jabar ini jumlah penduduknya sangat banyak. Kita juga meminta agar tidak menutupi statusnya dan tolong mereka ini dimuliakan, enggak boleh tersakiti. Supaya mereka mau melapor dan kita bisa melindungi yang lain,” tutupnya.*** (yuliantono) 

Baca Juga : Lepas 100 Pesepeda, Ridwan Kamil: Komitmen Pemdaprov Jabar Pulihkan Ekonomi Pascapandemi 


Editor : Doni Ramdhani