Lensa Academy Hadirkan Inovasi Visual‎ di Era Digital

GELARAN Lensa Academy disambut antusias komunitas fotografi Kota Bandung. Kegiatan tersebut seakan menjadi vitamin bagi pecinta dunia fotografi untuk terus meningkatkan dan mendorong SDM mereka.

Lensa Academy Hadirkan Inovasi Visual‎ di Era Digital

INILAH, Bandung- Dunia fotografi di era digital ini semakin di permudah dengan pesatnya kemajuan teknologi saat ini. Para pegiat seni visual dan audio visual pun kini dapat dengan mudah menembus segala batasan demi menghasilkan karya-karya yang memukau mata.

Memasuki era digital kini, konsep fotografi telah bertransformasi, baik dalam bentuk karya visual dan audio, ataupun genrenya.

Fenomena tersebut yang melatarbelakangi terbentuknya Lensa Community. Sebuah program yang didedikasikan khusus bagi para pecinta dunia fotografi dan seni visual di Indonesia untuk lebih bisa mengeksplorasi dan memperkaya pengetahuan mereka agar bisa menghasilkan karya-karya yang bernilai dan berkualitas.

Tak hanya menyuguhkan workshop, dalam Lensa Academy juga memiliki program talent scouting atau ajang pencarian bakat di bidang audio visual termasuk fotografi.

Dalam perjalanannya, Lensa Academy akan digelar di 10 kota  di Indonesia sepanjang tahun ini. Seperti, Bandung, Yogyakarta, Jakarta, Surabaya, Semarang, Purwokerto, Jember, Malang, Banjarmasi, dan Pontianak.

Awal tahun 2019 ini, Bandung menjadi kota yang mengawali Lensa Academy ini, dengan suguhan workshop dan kompetisi fotografi. Bertempat di Gedong Putih, Jalan Sersan Bajuri, Bandung Barat, Minggu (27/1).

Dengan tema “Capture to Print”, diharapkan mampu mengingatkan kembali prinsip dasar fotografi yang cenderung semakin terlupakan karena kemajuan teknologi digital. Materi workshop dibawakan oleh fotografer profesional yang terkenal dengan karya-karyanya bertema black & white Jozz Felix.

Selain Jozz Felix, dalam setiap gelaran Lensa Academy. Para pemateri yang dihadirkan untuk sharing session merupakan praktisi-praktisi yang ahli dibidangnya. Dengan tema variatif dan kekinian.

Felix menuturkan, di era digital saat ini banyak para pegiat seni visual atau fotografer yang terlalu di manjakan canggihnya teknologi kamera. Padahal, menjadi fotografer sejati itu bukan hanya soal mahal atau canggihnya sebuah kamera. Banyak faktor untuk bisa menghasilkan gambar bagus  dan bisa dinikmati banyak orang dalam pameran atau photobook.

"Jadi fotografer sejati itu bukan hanya soal mahal atu canggihnya sebuah kamera. Namun, banyak faktor untuk bisa menghasilkan gambar-gambar bagus yang bisa dinikmati banyak orang baik dalam pameran maupun photobook,”tuturnya.

Lebih jauh Felix menjelaskan, Lensa Academy di Bandung memberikan warna dan pengalaman baru bagi para pecinta fotografi, tak hanya saat hunting foto tapi juga di balik dapur percetakan hingga akhirnya sebuah karya bisa terlihat dengan begitu sempurna setelah di cetak.

Para peserta dalam workshop ini, tak hanya diberikan sharing session mereka juga diberi kesempatan untung hunting foto dengan tiga setting yang telah disediakan, seperti foto model, foto objek, dan foto arsitektur. Setelah peserta puas, mereka dapat langsung mencetak  sendiri hasil karya mereka dengan fasilitas yang telah disediakan Lensa Academy.

Sigit Diapsoputra sebagai perwakilan dari Lensa Academy mengatakan, Seni visual merupakan seni yang selalu dinamis seiring dengan perkembangan teknologi. Di Lensa Academy ini, pihaknya menilai perlu ada ‘ ruang’belajar dan berkarya yang up to date dengan kemajuan teknologi digital.

"Lensa Academy menjadi bagian penting untuk memberikan pembelajaran seni visual yang selalu bersifat dinamis mengikuti perkembangan teknologi, karena kami melihat di Lensa Community ini perlu adanya ‘ruang’ belajar dan berkarya yang up to date untuk para pecinta seni fotografi,”katanya.

Lensa Academy juga  memilih tiga orang peserta dengan kemampuan terbaik di setiap kota. Para peserta yang terpilih berdasarkan penjurian para pakar, berhak mengikuti Lensa Community Vietnam Project, yaitu sebuah Final Test untuk empat peserta terbaik yang akan diberangkatkan ke Vietnam pada Desember 2019 mendatang. Selain Jozz Felix, sejumlah pakar di dunia fotografi dan karya visual yang akan dilibatkan sebagai juri untuk memperlihatkan keseriusan dan kualitas dari program ini.

"Empat peserta terbaik yang akan berangkat ke Vietnam akan mewakili masing-masing genre karya visual, yaitu fotografer, videografer, vlogger, dan drone pilot. Dalam Vietnam Project, mereka semua ditantang untuk untuk membuat karya visual yang paling keren, untuk kemudian dipamerkan kepada publik di Tanah Air," tutur Diop.(*)


Editor : inilahkoran