Manusia Harus Mati Sebelum Kematiannya

ALKISAH ada seorang yang sangat kaya dan murah hati (dermawan) di Bukhara. Karena memiliki tingkatan yang tinggi dalam hirarki yang tak tampak, dia dikenal sebagai Pemimpin Dunia.

Manusia Harus Mati Sebelum Kematiannya

Lagi dan lagi, pengacara itu tak henti-hentinya mencoba, bahkan menyamar menjadi seorang perempuan; dan lagi-lagi tanpa hasil.

 

Akhirnya, pengacara tersebut menemukan seorang penggali kubur dan meminta agar menutup dirinya dengan papan. "Ketika sang Dermawan melewatinya, mungkin ia akan mengira bahwa ini adalah jenazah. Dia mungkin akan melemparkan beberapa keping uang ke 'kubur'-ku, dan aku akan memberimu sebagian!"

Baca Juga : Mengapa Kentut di Depan Pasangan Dilarang dalam Islam? Begini Alasan-alasannya

Rencana itu dilaksanakan. Sepotong emas dari tangan sang Dermawan jatuh di atas jenazah. Si pengacara menangkapnya, takut kalau-kalau penggali kubur itu akan mengambilnya lebih dulu. Kemudian ia berbicara pada sang Dermawan; "Engkau telah menolakku atas hadiahmu. Lihat Bagaimana aku mendapatkannya!"

"Tidak ada satu pun yang dapat kau miliki dariku," jawab sang Dermawan, "hingga engkau mati. Inilah makna dari sebuah ungkapan bijak: 'Manusia harus mati sebelum kematiannya.' Hadiah ini datang setelah 'kematian' bukan sebelumnya. Dan 'kematian' ini, bahkan, tidak mungkin tanpa bantuan." 

Perusakan Sebuah Kota

Seorang Sufi suatu saat berseru, di dalam keadaan lengang: "Aku akan menjadi sebab kerusakan kota ini."


Editor : Bsafaat