Masyarakat Jabar Selatan Diminta BMKG untuk Waspadai Gelombang Tinggi Hingga Awal September

Masyarakat Jabar Selatan kini mesti lebih waspada. Prakirawan BMKG Yan Firdaus Permadi meminta warga di sana untuk mewaspadai ancaman gelombang tinggi hingga awal September nanti.

Masyarakat Jabar Selatan Diminta BMKG untuk Waspadai Gelombang Tinggi Hingga Awal September
BMKG memperkirakan akan ada gelombang tinggi hingga 4-6 meter yang terjadi secara intens. Masyarakat Jabar Selatan khususnya Sukabumi Selatan hingga Pangandaran akan menjadi wilayah rawan.

INILAHKORAN, Bandung - Masyarakat Jabar Selatan kini mesti lebih waspada. Prakirawan BMKG Yan Firdaus Permadi meminta warga di sana untuk mewaspadai ancaman gelombang tinggi hingga awal September nanti.

Menurutnya, BMKG memperkirakan akan ada gelombang tinggi hingga 4-6 meter yang terjadi secara intens. Masyarakat Jabar Selatan khususnya Sukabumi Selatan hingga Pangandaran akan menjadi wilayah rawan.

BMKG juga memperhitungkan gelombang tinggi itu diakibatkan tingginya Monsun Australia dan Gelombang Ekuatorial Rossby yang sedang aktif. Untuk itu, Masyarakat Jabar Selatan diimbau untuk lebih waspada terhadap dampak gelombang pasang berupa angin kencang disertai hujan lebat.

Baca Juga : Yana Optimistis Seluruh Kelurahan Kota Bandung 100 Persen ODF Tahun 2023

“Akan ada potensi gelombang tinggi 4 sampai 6 meter sejak kemarin, sampai 2 September nanti khususnya di wilayah Jabar Selatan. Jadi mohon berhati-hati. Ini disebabkan angin selatan dari Australias kencang. Monsun Australia dan tingginya aktivitas gelombang ekuatorial. Ini akan disertai angin kencang dan hujan lebat, mulai dari Sukabumi sampai Pangandaran,” ujarnya kepada INILAHKORAN, Rabu 31 Agustus 2022.

Sementara, daerah lain di Jawa Barat seperti Bandung Raya dan wilayah Pantai Utara kata Yan, cenderung lebih aman. Hanya saja diakuinya, akan ada potensi hujan besar yang terjadi akibat anomali cuaca akibat fenomena La Nina berkepanjangan, kendati saat ini tengah memasuki fase akhir musim kemarau.

“Dampak langsung ke Bandung Raya enggak ada. Paling hanya hujan, walaupun sekarang sedang berada di puncak musim kemarau. Ini karena IOD (Indian Ocean Dipole) yang  berada di fase negatif, serta adanya La Nina aktif berkepanjangan. Musim kemarau ini sendiri, diprediksi akan berakhir pertengahan atau akhir September nanti,” ucapnya.

Baca Juga : Kasus Kelainan Produksi Kelenjar Tinggi di Indonesia, Wamenkes RI Ungkap Risikonya

Seperti diketahui, Selasa pagi terjadi banjir rob akibat gelombang tinggi yang terjadi di sejumlah daerah seperti Pangandaran, Garut Selatan serta Cianjur Selatan. Air laut naik hingga ke jalan raya, meski pada akhirnya berangsur normal.*** (yuliantono)


Editor : Doni Ramdhani